Di sebuah sidang dengan dewan, diajukan wacana mau menggusur Monas.
D: ”Gubernur, Anda jangan seenak-enaknya sendiri, mau main gusur bahkan monumen lambang perjuangan segala, jangan semua-mua main gusur begitu. Baca itu Kompasmania ada yang menulis untuk belajar membangun tanpa menggusur. Anda balajar lagi, kalau sudah siap masuk sini lagi.” Anggota dewan ini ternyata dulunya dosen lupa kalau jadi dewan.
G: “Sabar Pak Dosen, eh Pak Dewan, sabar dulu, kata agama, kan cari banyak manfaat dari mudarat. Sekarang manfaat kan hanya monumen dan titik....”
D: “Intermilan, eh maksud saya intersepsi, eh interupsi, pimpinan, gubernur makin ngaco...”
P: “Yang Mulia, biarkan saudara gubernur melanjutkan kengawurannya, eh paparannya dulu, maaf Saudara Gubernur, interupsi ditolak dan silakan lanjutken dulu.”
G: “Belum-belum nyolot..” sambil tutup mulut, ternyata masuk mik, padahal maksudnya mau ngonong ke wagub.
D: “Ini pelecehan dewan yang terhormat, interupsi, minta pertanggungjawaban skap gubernur.” “Interpelasi Bro,” kata dewan di sampingnya, oh iya, saya esmosi dikatakan nyolot emang kite ni preman nyolot, kite dewan kan ye, yang mulie lagi ye....” malah ngobrol lupa interupsinya.
P: “Sudah-sudah mau nyolot atau interupsi sama saja, lanjutken Saudara Gubernur, dan tolong lebih jelas dan tidak usah ngedumel,” pinta sang pimpinan.
G: “Makasih Pimpinan, maksud saya tadi, dari pada Monas buat mencolot, itu lho melompat dan ada yang mati sia-sia, kan lebih baik saya gusur, dijual mahal lho. Nanti kalau tidak lompat Yang Mulia malu, kalau melompat, saya juga yang dikatakan begini-begitu. Itu pertama, kedua, kan Anas dulu sumpah mau digantung, daripada dia dikatakan terus menerus ingkar sumpah, kan lebih baik saya gusur, dia aman kan, tidak ada lagi Monas. Ketiga, nih, daripada ada oknum yang jual minuman tidak sehat, dengan air kotor, lebih mudah kan Monasnya dirobohin. Daripada hanya menjadi sumber pertikaian dan dipakai main-main, sekalian saja dirobohin. Itu Yang Mulia maksud saya, sekian semoga bisa kita bicarakan dengan kepala dingin. Terimakasih.”
P: “Silakan Yang Mulia Anggota Dewan kalau mau mengritisi ide Saudara Gubernur ini, masing-masing 3 menit ya, tidak usah panjang-panjang dan basa-basi, langsung pada, intinya..”