Naturalisasi dari Vietnam ini Banyak yang Tidak Tahu
Beberapa pekan lalu ada acara di sebuah Pemerintahan Daerah dengan melibatkan narasumber dari Deputi sebuah Kementerian. Sebuah rangkaian acara yang berlangsung cukup lama. Salah satu eventnya adalah pasar murah. Barang yang dijual adalah beras dengan harga yang katanya murah.
Eh ternyata, setelah melihat label di karung kemasannya, harga tersebut di atas harga eceran tertinggi. Artinya, tidak pasar murah. Wong di atas HET, meskipun tidak terlalu parah, pun memang masih lebih murah dari pasar umum. Tetapi, tulisan jelas-jelas di kemasan HET-nya masih lebih rendah dari nilai jualnya.
Pas pembelian dikatakan ada dua jenis, pertama agak hitam namun pulen. Satunya putih, namun pera, tidak sepulen yang hitam. Ketika membeli, sama saja, mau diberi hitam atau putih sama saja. Toh tidak memikirkan pulen atau pera-nya, karena kadang membuat nasi goreng, nasi yang pera lebih cocok.
Pas udah ditanak, ternyata hasilnya luar biasa. Tidak hitam pekat sih, cuma kelihatan kek   nasi dari beras yang tidak dicuci. Tampak kotor, kalau untuk disajikan buat tamu atau jualan pasti dibatin, ini yang menanak nasi apa tidak dicuci dulu. Rasa sih aman dan biasa saja.
Hal yang layak dicermati itu,
Kita ini, negeri agraris ini memiliki sawah yang demikian luas. Jenis beras begitu beragam dan enak. Ada Delanggu yang legendari, C4, dan banyak jenis lain yang tidak kalah enak dan tampilan pun sangat menarik. Jauh deh jika  dibandingkan beras naturalisasi dari Vietnam ini.
Keberadaan beras naturalisasi dari Vietnam ini pasti tidak akan diketahui para elit, yang tidak akan makan dari beras Vietnam yang hitam ini. Mana ada Rocky Gerung atau Peter F. Gontha tahu ada beras hitam yang berasal dari Vietnam itu. Kalau mereka tahu pasti akan jadi bahan podcast atau twit, status di medsos.
Konon swasembada, tapi kog masih ada beras model ini sih? Elit tidak mau kehilangan fee dari apa yang masuk ke negeri ini. Sumber pangan dan juga BBM adalah andalan untuk memperoleh tambahan yang lumayan bagi mereka. Miris. Bayaran gede, masih ada tambahan dari barang masuk yang jelas akan membebani masyarakat secara umum.
Keberadaan beras hitam ini masih terlihat banyak menumpuk di beberapa tempat dengan tulisan, pasar beras murah. Kemasan sama persis dan harga bervariasi. Â Padahal sawah-sawah terlihat sedang panen raya. Di mana-mana terlihat sawah yang menguning dengan sukses, tidak ada gagal panen karena hama.