Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Jokowi ke Mana?

2 September 2023   12:32 Diperbarui: 2 September 2023   12:42 398
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jokowi ke Mana?

Pergerakan aksi politik akhir-akhir ini demikian kuat. Saling kunjung dan klaim begitu kuat. Satu nama yang menjadi perebutan adalah Jokowi. Perintahnya yang santai, tenang, dan adem bagi para relawan, aja kesusu, dukungan itu jangan tergesa-gesa.

Baliho capres Prabowo dan caleg Gerindra rata-rata memakai photo Jokowi. Mau mengatakan, bahwa Jokowi merestui, presiden sekarang ini menyerahkan estafet kepada ketua umum Gerindra itu.  Apakah demikian?

Jokowi itu Solo banget, bahasa simbol sangat sering dipakai. Saatnya si rambut putih menjadi presiden, usai ia mengatakan sekarang jatahnya Prabowo. Hal yang sering banget mantan walikota Solo dua periode itu menggunakan simbol dalam pembicaraan dan juga memberikan jawaban atas pertanyaan wartawan atau kala berpidato.

Perlu diingat, bagaimana beliau membawa Cak Imin, Romi ketua umum P3 waktu itu, atau Airlangga Hartarto  melakukan   kegiatan yang disorot media dan publik. Sontok ketika bersama ketum A ramai-ramai itu tandanya mau diajak sebagai pasangan dalam pilpres. Toh akhirnya sama sekali dan jauh dari yang digembar-gemborkan, dijadikan analisis di mana-mana. Malah mengajak Kyai Makruf Amin.

Beberapa kali dalam forum resmi bahkan Jokowi menegur Prabowo. Tentu bukan model menghardik, atau mengatakan dengan meledak-ledak, bahkan halus.  Soal membawa-bawa gambar dirinya di dalam banner capres dan caleg. Toh Ganjar dan beberapa pihak PDI-P juga mengambilnya,  Airlangga juga membingkai partainya dengan photo Jokowi.

Paling jelas ya mengenai impor bahan seragam militer. Ini memang keterlaluan. Indonesia saja mengekspor, lah ini mengambil dari luar. Selain pemborosan, juga soal devisa, dan yang hakiki penghargaan atas karya anak bangsa. Persoalan serius bagi seorang capres sebenarnya. Jangan dianggap sepele.    

Kunjungan ke Jawa Tengah beberapa hari lalu, Presiden Jokowi memuji inovasi dan terobosan ganjar Pranawa dalam mendirikan SMK Jawa Tengah. Bisa dibawa ke tingkat nasional.  Sangat mungkin ini adalah bahasa simbol bahwa Ganjar layak dibawa  ke jenjang yang lebih tinggi. Ini sebuah capaian dan prestasi.

Perlu tambahan lagi, bagaimana SMA-SMK di Jawa Tengah, kini benar-benar bebas pungutan, apalagi pungli. Tidak demikian dengan sekolah dasar dan SMP yang di bawah kewenangan kabupaten-kota.  Tarikan dengan aneka bentuk dan namanya masih begitu besar.

Ganjar Pekerja

Kerjaan dan juga narasinya satu kata, sama. Intoleran ia tindak dengan tegas. Sekolah menengah atas yang guru atau kepala sekolahnya berafiliasi dengan kelompok ultrakanan ia tindak dengan tegas dan keras. Sikap yang jelas, pasti, dan perlu dilakukan. Padahal sangat tidak populer sebenarnya, toh ia berani.

Jawa Tengah sering dijadikan bahan ejekan karena termiskin. Tetapi jangan salah, kini banyak perusahaan pindah ke Jateng karena kemampuan Ganjar dalam menangani inflasi, sehingga buruh relatif murah, namun kemampuan daya beli juga tidak berkurang, karena semua serba terjangkau. Hal yang tidak bisa dilakukan provinsi lain.

Prabowo menempel Jokowi, bahkan istilah, atau nama

Apa yang Prabowo lakukan selama ini? Selain    menduplikasi Jokowi untuk memperoleh simpati relawan dan pemilih Jokowi yang begitu besar. Sampai-sampai nama koalisi pun identik. Lha memang gak bisa apa-apa, selain copas dan duplikasi. ATM saja tidak mampu, wong modifikasi sedikit saja tidak mau atau memang tidak bisa?

Belum lagi jika bicara kegagalan dalam banyak segi. Ketahanan pangan yang mangkrak, pembelian pesawat yang ngaco, dan begitu banyak masalah yang coba ditutupin dengan gaya kalem ala Jokowi itu.

Sikap kalemnya itu kelupaan pas Lebaran kemarin. Ia marah karena ditinggalkan PDI Perjuangan yang ngajuin Ganjar. Lha kader sendiri lebih keren, napa juga kudu manusia uzur yang ternyata keadaannya sama sekali jauh dari keren dalam kinerja itu.

Apanya yang diharapkan untuk negara ini, jika bisanya hanya copas begitu. Ke depan, jika Jokowi sudah tidak menjabat lagi, apa yang mau dibuat? Atau akan menjadikan Pak Jokowi dewan penasihat? Lha buat apa jadi presiden, jangan-jangan kek Harmoko yang dikit-dikit menurut petunjuk   bapak presiden?

Tidak ada harapan sama sekali. Gagasan tidak ada, selain pokok e jadi presiden.

Anies Baswedan, antitesis Jokowi

Apa yang ternyatakan itu bukan sekadar jargo, taggline, tapi sudah ada. Lihat kinerjanya di Jakarta. Jelas soal penanganan banjir. Hanya retorika semata, tanpa kerja. Mengatasi covid juga tidak mampu, tapi omongnya gede minta ampun.  Ketika sudah mereda tampil bak pahlawan kesiangan.

Mengkritik soal pembangunan dan pengelolaan keuangan. Padahal dirinya saja gagal dalam segi yang ia kritik. Aneh dan ajaib. Pendukungnya mengatakan antitesis Jokowi dan juga nama koalisinya pun demikian. Eh malah  bener-bener kejadian di mana koalisinya berubah terus.

Apa yang mau diharapkan dengan model pemimpin seperti ini.  Belum lagi jika bicara kemampuannya dalam menghadapi Surya Paloh. Surat yang beredar kepada AHY sangat  membuktikan, bagaimana ia tidak berdaya di depan partai pengusungnya.

Dinamikan politik masih sangat cair, bisa  apa saja. Masih bisa juga terjadi kejutan-kejutan yang bisa membuat tercengang.

Aja kesusu, sangat tepat. Makin asyik sih, dengan apa yang terjadi. Bisa ke mana-mana.  

Terima kasih dan salam

Susy Haryawan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun