Kerjaan dan juga narasinya satu kata, sama. Intoleran ia tindak dengan tegas. Sekolah menengah atas yang guru atau kepala sekolahnya berafiliasi dengan kelompok ultrakanan ia tindak dengan tegas dan keras. Sikap yang jelas, pasti, dan perlu dilakukan. Padahal sangat tidak populer sebenarnya, toh ia berani.
Jawa Tengah sering dijadikan bahan ejekan karena termiskin. Tetapi jangan salah, kini banyak perusahaan pindah ke Jateng karena kemampuan Ganjar dalam menangani inflasi, sehingga buruh relatif murah, namun kemampuan daya beli juga tidak berkurang, karena semua serba terjangkau. Hal yang tidak bisa dilakukan provinsi lain.
Prabowo menempel Jokowi, bahkan istilah, atau nama
Apa yang Prabowo lakukan selama ini? Selain   menduplikasi Jokowi untuk memperoleh simpati relawan dan pemilih Jokowi yang begitu besar. Sampai-sampai nama koalisi pun identik. Lha memang gak bisa apa-apa, selain copas dan duplikasi. ATM saja tidak mampu, wong modifikasi sedikit saja tidak mau atau memang tidak bisa?
Belum lagi jika bicara kegagalan dalam banyak segi. Ketahanan pangan yang mangkrak, pembelian pesawat yang ngaco, dan begitu banyak masalah yang coba ditutupin dengan gaya kalem ala Jokowi itu.
Sikap kalemnya itu kelupaan pas Lebaran kemarin. Ia marah karena ditinggalkan PDI Perjuangan yang ngajuin Ganjar. Lha kader sendiri lebih keren, napa juga kudu manusia uzur yang ternyata keadaannya sama sekali jauh dari keren dalam kinerja itu.
Apanya yang diharapkan untuk negara ini, jika bisanya hanya copas begitu. Ke depan, jika Jokowi sudah tidak menjabat lagi, apa yang mau dibuat? Atau akan menjadikan Pak Jokowi dewan penasihat? Lha buat apa jadi presiden, jangan-jangan kek Harmoko yang dikit-dikit menurut petunjuk  bapak presiden?
Tidak ada harapan sama sekali. Gagasan tidak ada, selain pokok e jadi presiden.
Anies Baswedan, antitesis Jokowi
Apa yang ternyatakan itu bukan sekadar jargo, taggline, tapi sudah ada. Lihat kinerjanya di Jakarta. Jelas soal penanganan banjir. Hanya retorika semata, tanpa kerja. Mengatasi covid juga tidak mampu, tapi omongnya gede minta ampun. Â Ketika sudah mereda tampil bak pahlawan kesiangan.
Mengkritik soal pembangunan dan pengelolaan keuangan. Padahal dirinya saja gagal dalam segi yang ia kritik. Aneh dan ajaib. Pendukungnya mengatakan antitesis Jokowi dan juga nama koalisinya pun demikian. Eh malah  bener-bener kejadian di mana koalisinya berubah terus.