Nasdem dan Demokrat Memanas Soal AHY
Koalisi paling lama deklarasi ternyata hingga hari ini belum solid juga. Malah cenderung makin menurun elektabltas calon mereka. Hal ini yang membuat partai jebolan Golkar dan memilih warna kebesaran biru ini gusar. Mereka berbalas pantun dan merasa diri lebih baik satu sama lain.
AHY dan Demokrat merasa bahwa kepastian bakal calon presiden yang sudah lebih satu semester belum ada itulah biang keladinya. Â Respon Demokrat itu ditanggapi oleh elit Nasdem dengan mengatakan Demokrat hanya memaksakan kehendak agar AHY Â dijadikan bakal calon wapres.
Sikap dan tanggapan PKS yang lebih menarik, ketika sikap AHY dan Demokrat itu bukan pemaksaan, hal yang wajar. Malah Nasdem sendiri yang menanggap itu sebagai sebuah pemaksaan kehendak. PKS menilai koalisi tidak ada paksa memaksa. Â Padahal mereka awalnya bersaing untuk memperoleh satu kursi pendamping mantan Gubernur Jakarta itu.
Lebih pas jika PKS dan Demokrat yang panas dalam perseteruan itu lebih wajar. Mereka berebut kursi sebagaimana PKS mengajukan Aher dan AHY dari Demokrat. Nasdem malah memberikan opsi berbeda dengan menyodorkan nama dari luar anggota  koalisi.
Pemikiran dasarnya sih baik, biar lebih solid, ketika jauh lebih adil, bukan berpikir mengenai calon masing-masing. Pihak lain merasa tidak dihargai, ada kesamaan di dalam koalisi. Hal yang bagi Demokrat adalah aneh dan lucu.
Keadaan lebih memanas, ketika PDI-Perjuangan menyebut bahwa AHY masuk dalam radar bakal calon wakil presiden untuk Ganjar Pranowo. Lamaran dari bakal calon presiden Anies Baswedan belum juga mewujud secara nyata, wajar partai banteng moncong putih itu mengontak dan membicarakan berbagai peluang yang ada.
SBY sudah merespons dengan sangat baik. Â Itikad atau kehendak baik untuk mengundang berbicara, pasti akan baik adanya. Â Biasa bahasa politikus ketika ada maunya pasti yang akan bicara normatif banget.
Capres dari koalisi lain, Prabowo juga rupanya tidak mau ketinggalan kereta. Mereka juga memiliki keinginan untuk menyandingkan mantan bintang tiga dan melati satu itu dalam sebuah gelaran pilpres.
Sebenarnya apa yang dinyatakan AHY-Demokrat dan PKS itu tidak seluruhnya benar. bagaimanapun ketiga bakal calon presiden sama sekali belum ada yang menyebut bakal capresnya secara spesifik, apalagi resmi. Toh elektabilitas mereka masih normal bahkan meninggi. Hanya Anies yang merosot. Artinya asumsi bahwa wakil presiden yang belum disebut tidak sepenuhnya tepat.