Ganjar Terkapar, Halah Pildun Sepak Bola saja Ribet
Sudah berlangsung sejak bulan lalu, tetapi pro dan kontra soal tuan rumah Piala Dunia U 20 yang rencananya di Indonesia tetapi gagal, masih ramai. Â Apalagi bumbu politik yang menyertainya demikian kencang. Salah satu yang paling menonjol jelas Ganjar Pranowo yang moncder di survey-survey.
Menarik, ternyata hasil suvey terakhir nama Ganjar masih berkibar. Padahal begitu banyak caci maki dan kekecewaan pada sosok rambut putih ini. Beberapa yang cukup keras  justru para pendukung dan penggemar beratnya.
Padahal sangat aneh dan lucu jika mau mencermati lebih dalam,
Pertama, di mana posisi oposan yang biasanya girang kalau pemerintah gagal, atau getol menjatuhkan pemerintah. Artinya apa? Ada agenda yang mau mereka  mainkan namun gagal, nah mereka kini menyasarnya dengan memprovokasi pendukung Ganjar untuk kecewa dan meradang, harapannya adalah memilih capres yang mereka usung.
Kedua, ini piala dunia sepak bola. Setingkat AsTeng, atau Asia Tenggara alias ASEAN saja herehek sudah puluhan tahun tidak juara atau mendapat medali emas, apalagi ini tingkatnya dunia. Tidak usah   sok nasionalis namun realistis. Beda jika itu bicara Piala Thomas bulutangkis.
Ketiga, jika itu bicara soal Piala Thomas bulu tangkis beregu putera bolehlah ngamuk, meradang, jengkel, protes, dan seterusnya. Sudah banyak bukti dan  bicara di dunia internasional. Tidak hanya sekali dua kali, sudah berkali---kali, jaminan ada, bukan semata penggembira dan karena tuan rumah bisa ikut bertanding.
Keempat, begitu pelik yang terjadi, jangan naif bahwa FIFA itu diskriminatif. Lihat Rusia tidak boleh ikut piala dunia senior karena konflik dengan Ukrania. Apa yang terjadi dengan Amrik yang menjadi dalang rusuh di mana-mana atas nama pendegakan demokrasi. Libya, Iraq, ke mana FIFA?
Atau sangat mungkin konspirasi Barat, termasuk Eropa yang mati gaya, jengkel karena soal import bahan mentah mereka gagal total. Padahal itu sumber kekayaan mereka dengan mlekotho dunia ketiga. Â Sangat mungkin, meskipun itu sangat lemah.
Kelima, kog yang menggantikan Argentina. Makin membuktikan jika ini adalah adanya ulah Barat dan juga FIFA untuk memberikan muka kepada juara Pildun senior 2022. Mereka tentu lebih menjual dari pada Indonesia, yang sekalipun belum pernah merasakan pentas dunia.
Keenam. Tiarapnya politikus dan pihak-pihak yang biasa berteriak lantang soal politik, agama, dan menyudutkan pemerintah. Kan biasa memojokkan, eh pas kepojok kog diam. Ada apa ini? Perlu kerja   keras intelijen untuk menguak takbir ini.