Agnes "Pahlawan"
Pro dan kontra kisah Putri Sambo yang membuat geger netizen dan kepolisian belum sepenuhnya usai. Kini, lahir generasi lebih muda yang masih duduk di SMA namun membawa kegoncangan yang tidak kalah dasyat.
Karena laporan pada pacarnya membuat pemuda terkapar dan kini masih koma. Ternyata tidak berhenti pada tragedi pengeroyokan dan kekerasan pada mantan saja yang menjadi masalah. Kini, Â pejabat yang berekening gendut, utamanya dari Kementrian Keungan dan kantor pajak panas dingin.
Malah lebih parah Menko Polhukam Mahfud MD mengatakan, jika nama bapak si pelaku kekerasan yang kaya raya ini sudah ada pelaporan kecurigaan kekayaannya sejak 2012. Ke mana saja KPK, konon juga kejaksaan. Tentu saja bukan semata jajaran Dirjend pajak yang bak kebakaran jenggot, tapi KPK, Kejaksaan, dan lembaga-lembaga yang terkait dengan itu semua.
Sebenarnya ini bukan barang baru, kisah Gayus, cicik vs buaya, rekening gendut, markus, atau papa minta saham, itu masyarakat juga sudah gegap gempita bahwa ini adalah sarana untuk bersih-bersih negeri ini dari bandit-bandit elitis. Sekeluarnya Antazari Ahzar pun demikian, publik pengin bahwa semua terbuka. Toh sami mawon.
Anas Urbaningrum juga diharapkan 11 12 dengan mantan ketua KPK itu. Toh naga-naganya sama saja, tidak akan ada yang baru.
Kisah Agnes Mario ini memang sudah membuka bagaimana gaya hidup orang pajak, toh sejak Gayus itu juga sebenarnya publik paham. Sri Mulyani selaku Menteri  Keuangan juga sudah menggaplok Dirjend Pajak yang memiliki klub moge khusus pegawai pajak.
Selain menyoal gaya hidup, Menkeu juga menggaris bawahi bahwa pamer harta kekayaan meskipun itu halal, sah, dan legal toh tidak layak dilakukan oleh jajaran kementrian ini. Pembuktian asal-usul kekayaan ini sangat penting. Â
Momentum yang sangat tepat, ketika DPR RI menolak RUU Penyitaan Aset Tindak Pidana, yang sudah diajukan pemerintah sejak2019 itu menjadi terlaksana dengan desakan massa. Apalagi tahun politik di mana dewan sedang cari muka. Faktanya demikian banyak kejadian yang menciderai hati nurani masyarakat.
Gerakan boikot pajak menggema lagi, kala penyelesaian kasus Gayus juga publik masih curiga, apalagi beberapa kali Gayus ketahuan masih bisa "jalan-jalan." Artinya pidana itu  masih sama saja ketika ia masih kaya raya. Semua bisa diatur kata Warkop DKI.