Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

[Serial Pilpres 24] Mahfud MD Kehilangan Momentum karena Makruf Amin

31 Oktober 2022   08:19 Diperbarui: 31 Oktober 2022   08:37 815
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mahfud MD: Suara.com

[Seri Pilpres 24] Mahfud MD Kehilangan Momentum Pilpres karena Makruf Amin

Pada pilpres 2019, nama Mahfud MD sangat kuat dan santer akan menjadi pendamping incumbent Joko Widodo. Nama Menko Polhukam pun waktu itu sangat bagus. Komentar-komentarnya sangat nasionalis dan rasional.

Perannya ketua tim pemenangan Prabowo pada periode sebelumnya tidak banyak berpengaruh, malah seolah kekuatan tersendiri. Menjelang pendaftaran capres-cawapres, suara dan dukungan masih demikian santer. Photo-photo dia legalisasi ijazah, membuat baju putih beredar luas. Tiba-tiba semua berganti hanya dalam hitungan menit.

Ketika masuk ke kabinet, para  pendukung mantan ketua MK ini banyak berharap masih akan sama dan mungkin lebih mendapatkan sorotan publik untuk layak dan semakin jelas mutu jika menjadi wakil presiden dan siapa tahu naik menjadi presiden. Harapan yang sangat wajar bukan?

Di tengah kegersangan elit berjiwa nasionalis, waras, dan juga rasional, kehadiran putera Madura ini adalah harapan. Jarang tokoh negeri ini yang tetap jernih tanpa takut pamor dan teguh pada pandangannya berdasar Pancasila.

Kecenderungan yang ada adalah, bias karena takut tidak populer, takut dimusuhi massa dan dikatakan penista agamanya sendiri. Lihat saja ketika berhadapan dengan kasus penistaan agama, banyak yang pura-pura diam, atau bahkan ikut barisan mayoritas.

Momentum terbaik Mahfud MD itu di 2019. Persoalan politik yang mengubah keadaan, dan sirnalah kesempatan itu. Posisi Menkopolhukam malah tidak banyak membantu.

Beberapa kali malah offside dan ikut-ikutan arus yang selama ini bisa ia jaga dengan sangat baik. Lamanya pembekuan FPI-HTI dan juga komentarnya soal pondok milik Rizieq Shihab di Megamendung memperlihatkan bagaimana ia menjadi pribadi yang berbeda.

Publik bisa menjadi kecewa dan itu sah-sah saja. Toh sama saja dengan yang lainnya. Tentu ini     pilihan politik yang harus dibayar mahal olehnya. Survey-survey tidak menyebutkan namanya sama sekali menjadi lirikan masyarakat.

Jabatan kadang juga menjadi panggung untuk memperlihatkan keberadaan seseorang dengan sangat gamblang. Bagaimana ia menyandang pangkat, kedudukan, dan juga kesempatan itu. Apakah berubah atau tidak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun