Tujuh, visi dan misi AHY belum tampak dengan jelas dan berbeda. Selama ini terlalu reaktif menyerang Jokowi, bukan memberikan sebuah terobosan yang luar biasa bagus, sehingga publik itu terkesiap. Kalau hanya menyerang pemerintah, ya semua orang juga bisa. Wong mau jadi presiden kog, tapi alur berpolitiknya biasa banget.
Delapan. Pengalaman memimpinnya masih sangat minim. Tanpa teruji dengan pemilihan, menang, dan sukses dengan keyakinan di dalam kepemimpinannya. Lha menjadi komandan ini dan itu kan bukan karena kapasitas, semata sebuah "kebiasaan" saja. Berbeda jika menjadi bupati-walikota, atau gubernur. Akan terlihat dengan gamblang.
Pengalaman kalah dalam pilgub  dan kemudian memimpin Demokrat dengan tidak perlu pemilihan malah memperkokoh ketidakmampuannya. Minimal tidak mampu memperlihatkan kapasitasnya secara apa adanya.
Sembilan, dipenuhi dengan politikus ABS yang tidak mendewasakan. Sayang padahal. Begitu banyak kesempatan untuk unjuk kemampuan jika kader dan pengurusnya kritis.
Padahal kapasitasnya itu ada, hanya saja kurang  terekspose karena poin-poin di atas. Coba AHY sejenak melepaskan itu, pasti bisa lebih baik.
Ia masih relatif muda. Ini adalah kekuatan untuk menjadi pribadi yang berbeda. Lihat calon-calon yang ada itu sudah lebih senior dari padanya. Apa sih untungnya muda? Jelas makin segar dalam olah pikir, gagasan-gagasan  itu visioner dan penuh harapan.
Energi anak muda itu pasti lebih gede dari pada yang sudah lebih tua, Prabowo misalnya. Ini adalah peluang untuk mendapatkan simpati publik. Nah, selama ini tidk pernah terlihat menjual kemudaan dan energinya ini.
Pemilik partai. Ada Ganjar . Anies, dan juga Erick Thohir, mungkin di atas AHY dalam survey-survey, mereka  satu langkah mereka, kandidat teratas dalam berbagai rilis survey. Tanpa parpol mereka bubar. Berbeda dengan AHY bukan?
Pengalaman SBY dan kader mantan-mantan  menteri. Jelas ini kekuatan yang tidak boleh dilupakan oleh Demokrat dan kadernya. Jangan membandingkan dengan pemerintahan Jokowi. Jalani saja apa yang mereka maui. Mengurangi menyasar pemerintah jauh lebih bijak dan mendapatkan limpahan peilih fanatis Jokowi yang tidak naik lagi.
Malah sering menjadi bumerang ketika menyerang Jokowi. Ini kan malah destruktif, sia-sia. Punya  kapasitas  sendiri mengapa malah menyerang pihak lain? Ini kan politik kuno dan sia-sia.  AHY pun demikian.
Makin menjalng 24, makin panas, makin asyik, dan menambah kesenangan ketika ada pernyataan-pernyataan yang kontradiksi dari hari ke hari. Masih ada waktu kalau AHY yang maju dan mau berubah. Kehendak baik dan bebas yang sangat penting.