Halimah Yakob: Detik.com
Johnny Plate Patut Berterima Kasih pada Halimah Yakob
Johnny Plate sekalu Menkominfo tentu telah melakukan berbagai upaya untuk mengatasi radikalisme, fundamentalisme, apalagi terorisme. Pemblokiran berbagai akun dan situs telah dilaporkan dan dipahami. Tetapi ada yang bersisian dengan kepentingan politis yang sangat berat, sehingga seolah "dibiarkan."
Narasi antiagama, antiulama, atau Islamophobia didengung-dengungkan dengan sangat santer oleh politikus yang memang menggunakan politik identitas dan sektarianisme. Nah, mereka ketika akan ditindak dengan tegas pasti akan menyusul  opini dari mereka ini yang memang sudah ditunggu. Pemerintah tentu tidak mau stabilitas keamanan dan pertahanan negara menjadi rusak atau memburuk.
Mengapa bisa demikian?
Sekian lama mereka ini sudah membangun jaringan yang sangat kuat. Suka atau tidak, rela atau berat hati, siapa-siapa di balik ini adalah HTI dan FPI yang memang tujuannya mendirikan negara dengan ideologi yang berbeda.
Bersyukur bahwa Singapura salah satu pemimpinnya adalah perempuan Muslim, dan berani menolak dengan tegas kedatangan Abdul Somad. Bisa dibayangkan jika perlakuan itu ada di sini. Lha yang menolak saja Singapura, namun pemerintah di sini yang diserang.
Johnny Plate dan pemerintah layak berterima kasih, dipertontonkan pada publik siapa-siapa yang pecinta negeri ini dengan apa adanya, atau dengan adanya apa. Sekali lagi, jika di sini sudah tidak tahu seperti apa jadinya.
Mereka, di balik kuatnya penceramah intoleran dan ideolog  Antipancasila ini adalah barisan sakit hati, yang dipecat dari pemerintahan atau kalah dalam pilpres. Lihat pembelaan ngaco ala Refli Harun yang mengaitkan Islamophobia, padahal parameter yang diungkapkan Singapura sangat jelas. Hanya karena menebar keadaan tidak baik saja, profesor itu tega melakukan narasi serendah itu.
Politikus dan partai politik yang memang sejalan dengan gagasan si penceramah. Ada PKS, Fadli Zon, itu semua bisa terlihat dari apa yang mereka nyatakan dan  narasi yang mereka katakan dalam menghadapi keadaan. Membela terorisme dengan cara pembubaran Densus, mereka bisa berdalih dengan atas nama demokrasi.