Atau ke mana ketika di Jakarta banyak kelebihan bayar. Atau kengacoan narasi soal keuangan di DKI kog malah tidak komentar.
Pembangunan sangat masif.  Di mana-mana jalan bahkan sampai desa-desa itu terlihat berbeda, baik, dan jelas hasilmya. Itu sebagian  besar uang negara, dana desa. Belum lagi proyek-proyek gede bisa berjalan dengan baik.
JK juga terlibat kog di dalam dua pemerintahan yang sangat berbeda, ia pasti tahu dengan  baik, bagaimana kondisi dan pengelolaan uang negara itu terjadi. Apa yang penting adalah , rakyat kudu paham bahwa ada permainan dan narasi mengenai utang ini tidak sepenuhnya benar.
Terus menjadi aneh dan lucu adalah, jika memang utang gede, mengapa banyak elit yang berebut untuk menjadi tukang saur utang. Ini menjad hal yang aneh dan lucu, kalau memang demikian adanya, kan rugi, karena hanya menjadi susah dalam bekerja.
Begitu banyak kekayaan negeri ini,  mosok fokusnya utangnya sih, dan seolah menyembunyikan keberadaan kekayaan dan potensi negeri ini yang demikian banyaknya. Dari Sabang sampai Merauke itu aneka kekayaan yang bisa  dijual dan dijadikan uang untuk kesejahteraan negeri ini.
Berkaitan dengan hal itu, pantas Jokowi tidak  kuat lagi dan curhat ke Kaesang anaknya. Wajar dengan beban yang sangat besar. Hal yang sangat mudah dijadikan  landasan dan gorengan bagi oposan dan barisan sakit hati.
Padahal konteksnya adalah tidak kuat lagi menggendong cucunya yang sudah 17 kg. Â Hal yang sangat mudah, murah, dan sederhana ketika harus dipakai untuk menggoreng keadaan dan kegaduhan politik.
Arahnya adalah keadaan politik yang gaduh, panas, dan riuh rendah.  Kondisi yang beberapa pihak sukai jika dengan keadaan demikian memang menyenangkan pihak-pihak tertentu. Oposan akan bersuka cita  karena keadaan asyik.
Utang negara itu gede dan memang faktual. Â Namun bahwa ada pihak-pihak tertentu yang memanfaatkan keadaan itu menjadi sarana dan kepentingan bagi mereka sendiri. Utang masih aman dengan keadaan kekayaan dan potensi negara.
Bagian ini yang selalu ditutupi atau tidak dinyatakan dengan  apa adanya. Ini adalah hal yang ngaco dan perlu dilakukan untuk lebih dipahami oleh masyrakat luas. Literasi masyarakat  perlu dianimasi, digerakkan melihat dengan kacamata baru, lebih luas, dan menyeluruh.
Becanda ala Kaesang ini bagus untuk menjawab pernyataan JK yang begitu keras dan tajam. Menggendongg cucu gak kuat, bukan menanggung utang.