PKS Keren Usul Anies Baswedan untuk Nusantara
PKS emang keren. Tidak ada matinya dalam gaya berpolitik. Dulu menolak IKN, eh kini paling gertol usul ini dan itu untuk Nusantara. Â Sama juga dengan paling riuh rendah pilpres 2019, dengan mengusung sembilang pasang bakal calon wakil presiden dan presiden. ada 18 nama berarti. Hebat bukan? Apa yang didapat? Nol besar, sekadar penggembira di tim pemenangan Prabowo-Sandi.
Hanya kemenangan pilkada DKI 2017 saja mereka menjadi kepedean. Padahal begitu banyak faktor, salah satunya sosok Ahok yang memang  membuat gerah banyak phak. Tidak semata-mata jasa dan prestasi PKS. Ya sudahlah memang kinerjanya dengan banyak omong nonesesnsial  ala mereka.
Tidak heran ketika banyak candaan, ketika pemerintah membuat keputusan dan PKS menolak, berarti pilihan itu sudah tepat. Sama juga ketika banyak humor mengatakan, mau memihak Rusia atau Ukraina, menunggu PKS dulu, dan netizen akan mendukung yang sebaliknya.
Kebetulan mereka memiliki kader dan simpatisan yang sangat militan, sehingga perolehan suara mereka cenderung stabil. Kekuatan yang tidak dimiliki partai lain. Sedikit mirip adalah PDI Perjuangan. Partai lain tidak cukup militan, dihimpit berbagai masalah, bahkan komandannya kecokok KPK. Status presiden partai lho. Turun tetapi tidak terlalu signifikan.
Pergantian presiden partai juga cenderung mulus, tidak ribut dan ribet. Berbeda dengan partai lain yang kadang sampai berdarah-darah dan saling tuntut. PDI-Perjuangan kalah dalam hal ini. Golkar, PAN , dan partai lain sebanding dan sebangun. Belum sesukses PKS dalam mengelola suksesi.
Nusantara
Nah malah aneh, ketika menolak perpindahan Ibukota Negara ke Nusantara dengan segala dalih dan dalilnya, namun tiba-tiba menyorongkan nama Anies Baswedan untuk menjadi bagian dari Ibukota Nusantara. Beberapa hal yang aneh dan lucu adalah sebagai berikut;
Pertama, apa sih kemampuan Anies Baswedan berkaitan dengan pembangunan  kota. Sama sekali baru, dari hutan dan lahan kosong menjadi sebuah kota modern. Padahal, semua juga paham,hanya melanjutkan saja susahnya minta ampun. Mundur iya, ini jelas jujur dengan apa yang terjadi.
Apa khabar sumur resapan, rumah DP nol persen, atau naturalisasi sungai yang mandeg sejak era kepemimpinannya. Hanya mengubah nama namun tidak dilakukan. Lha Nusantara jangan-jangan sampai akhir zaman juga hanya wacana, malah sibuk mengganti namanya saja kan repot.
Kedua, milihat rekam jejaknya adalah kegagalan. Mosok Nusantara yang simbol masa depan diserahkan pada ahli gagal seperti itu. Gak sah   baper, tunjukkan saja satu prestasi, bukan sekadar wacana yang sudah ia lakukan.