Ajang G-20 menjadi momen penting bagi bangsa Indonesia. Salah satu yang Johnny Plate lihat adalah pemulihan ekonomi yang bisa lebih cepat. Sesuai dengan arahan Presiden Jokowi, bahwa konsentrasi  dan fokus bangsa ini, terutama pemerintah adalah pemulihan kesehatan dan juga tidak boleh abai mengenai pulihnya ekonomi.
Satu tarikan nafas istilah Presiden Jokowi. Menyelam sambil minum air. Ini adalah keberanian luar biasa. Salah-salah adalah tenggelam. Belum lagi gaduh politik yang tidak kenal henti. Susah, ketika barisan sakit, ideolog yang patah semangat karena perjuangannya yang sudah hampir mendapatkan goal tiba-tiba harus kembali tiarap.
Pandemi masih juga direcoki dengan banyaknya kepentingan yang saling tumpang tindih. Pengejaran asert negara yang digondol maling, Usah dua dasa warsa lebih dan tidak ada yang berani. Kini diminta balik. Apakah mereka tinggal diam?
Sama juga dengan negara-negara asing yang biasa pesta porak sumber daya alam Nusantara. Bayangkan saja emas Free Port, berpuluh tahun kita bangsa Indonesia tidak berdaya. Berapa banyak minyak yang sudah dijadikan lahan basah negara-negara barat, kini harus gigit jari karena diminta untuk pengelolaan sendiri.
Masa depan adalah nikel, bukan lagi minyak. Negara-negara maju sudah mengincar itu, dan Presiden Jokowi menolak untuk ekspor bahan mentah. Ini perintah UU, bukan karena kepentingan pribadi atau pencitraan. Semua meradang. Itu hak Indonesia.
Semua berkolaborasi dengan elit negeri ini yang tersasar malingannya diminta balik. Ideolog yang tidak henti-henti merongrong. Angin segar untuk berkolaborasi untuk bekerja sama menggoncang stabilitas negeri ini. kepentingan luar, jelas karena biasa berpesta kini kudu gigit jari. Elit negeri ini sudah kadung bergaya hidup tinggi mosok harus puasa.
Ganti Jokowi menjadi satu-satunya agenda. Itu sering kita temui dalam aneka bentu demo. Jelas siapa pemainnya mengapa demikian, dan di belakang mereka itu siapa. Sangat gamblang.
Kondisi real seperti itu. toh optimisme pertumbuhan ekonomi di tengah berbagai kelesuan, kini bisa berani tetap optimis di angka 5.3-5.9%. Cukup  optimis   dengan aneka gempuran yang tidak kenal lelah. Mengatasnamakan oposan dan kritik, namun sering itu adalah ajang caci maki.
Skenario tersebut sebagaimana tertuang di dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP). Â Rancangan Awal Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM PPKF) 2023.
Johnny Plate menyatakan, angka itu cukup realistis dengan asumsi sisi konsumsi kisaran 5%. Pebangunan dan belanja infrastruktur yang terus digenjot adalah harapan dan sekaligus juga  realisasi yang mengembirakan. Optimisme terbangun karena pemerintah telah melakukan hal strategis dan nyata.