Hadapi Omicron dengan Optimisme seorang Johnny Plate
Dua tahun sudah pandemi Covid-19 terjadi dengan berbagai dampaknya. Saya masih ingat saat pertama situasi pandemi ini diumumkan di berbagai negara, kepanikan melanda di mana-mana. Ada yang memilih pindah tempat tinggal ke lokasi yang dirasa lebih aman, mengungsi di kampung halaman, memborong vitamin dan berbagai suplemen bergizi, stok makanan bahkan sampai tisu toilet.
Dan ternyata situasi berlangsung fluktuatif. Ada masa ledakan jumlah penderita Covid-19 hingga masa yang dianggap cukup aman terkendali. Ada berbagai varian mutasi virus ditemukan denga segala gejala dan karakteristik penularan si virus itu. Pola protokol kesehatan sudah menjadi tata laku di mana-mana. Kegiatan yang bersifat virtual atau interaksi jarak jauh jadi kecenderungan pola yang dipakai oleh sekolah, kantor swasta, pemerintah bahkan lingkungan keluarga dan pertemanan.
Banyak dampak negatif tapi banyak juga dampak positif terjadi. Lihat saja kegiatan tur wisata yang seharusnya sudah pasti dilakukan langsung di lokasi. Saat ini, tur virtual pun jadi pilihan menarik mereka yang memilih diam di rumah tapi tetap berwisata. Bahkan, kecenderungan yang terjadi, tur ini kini banyak diminati.
Masyarakat yang tadinya awam teknologi kini mahir mengaplikasikan teknologi digital bahkan dengan perangkat telepon selular sederhana. Orang dewasa hingga anak kecil kini jauh lebih melek teknologi. Pedagang makanan, pakaian, perabot rumah tangga tak lagi bergantung pada metode penjualan langsung. Strategi pemasaran kreatif jadi pilihan. Bahkan ibu rumah tangga jadi mahir memainkan ide-ide kreatifnya menjual produk usaha rumahan mereka.
Kini, di awal tahun 2022 virus Omicron sebagai kelanjutan mutasi virus Covid-19 sudah terdeteksi di Indonesia. Pasien yang tertular sudah di atas angka seribu. Wisma Atlet dan beberapa penampungan kembali diisi pasien di level tanpa gejala hingga gejala sedang.
Saat ini instansi pendidikan dari level dasar hingga pendidikan tinggi sudah memulai aktifitas normal. Sekolah dasar di wilayah Jabodetabek saja per Januari 2022 ini kembali melakukan kegiatan belajar di sekolah 100 persen. Kegiatan ekonomi yang sebelumnya sempat lesu kini kembali bergulir.
Tapi, merebaknya virus Omicron yang ternyata tingkat penularannya jauh lebih tinggi dari varian virus Covid-19 lainnya tentu saja menimbulkan kekhawatiran lagi di masyarakat. Meskipun program vaksinasi sudah dikebut pelaksanaannya oleh pemerintah, tetap saja ada kecemasan bahwa virus ini akan menular dan membahayakan masyarakat.
Beberapa pembatasan interaksi fisik sosial kembali diberlakukan. Meskipun PPKM sudah jadi istilah lumrah beberapa bulan ini, kata "jaga jarak' kali ini punya nuansa lain. Bayangan mandegnya lagi aktifitas ekonomi mulai ada di benak masyarakat. Ini jadi pekerjaan besar bagi menteri Johnny Plate dan jajarannya di bawah Kemenkominfo.Â
Maka, seorang Johnny Plate denggan berbagai metode penyampaian informasi mencoba menjaga pikiran positif bersamaan denan kewaspadaan masyarakat. "Tidak panik" menjadi kata kunci yang diedukasi Johnny Plate untuk memastikan aktifitas masyarakat tidak keluar dari jalur semestinya.