Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Beruntungnya Shin Tae Yong

29 Desember 2021   13:18 Diperbarui: 29 Desember 2021   13:58 1006
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beruntungnya Shin Tae Yong

Penggemar bola Indonesia begitu rindu juara. Kelas regional saja begitu bungah. Baru lolos semifinal saja sudah girang. Apalagi kini masuk final. Wajar sih melihat eforia yang ada. Benar bahwa permaiman anak-anak timnas Indonesia kali ini belum semeyakinkan era Riedle.

Toh kala itu kalah di final, padahal pada babak penyisihan grup Malaysia dibantai tanpa ampun. Desas-desus bicara soal mafia dan penjualan kemenangan. Selain itu  model pamer dan membawa pemain timnas ke mana-mana di luar urusan sepak bola menjadi-jadi.

Pandemi membawa berkat dan keuntungan bagi Shin Tae Yong. Coba tidak ada pandemi, bisa-bisa pemain timnas usai masuk final sudah diarak ke mana-mana. Elit, apalagi yang kebelet nyapres sudah ngundang dan makan bareng, kemudian dijadikan baliho.

Para penompleng man mau tahu kalau pemain menjadi loyo, lepas fokus, dan berujung kekalahan. Mau menang dari mana kalau asyik pada hal di luar pertandingan. Pola makan kacau, istirahat yang tidak cukup, dan latihan tidak sesuai porsi kepentingannya.

Wajar sih masyarakat dan penggemar berat timnas eforia. Jangan kemudian dikatakan lebay dan berlebihan. Itu bebas, ekspresi kerinduan. Ada yang merasa pesimis karena pola berulang ya silakan, tanpa perlu memaksakan pendapatnya harus dipahami dan diterima pihak lain.

Usia semifinal. Di mana Indonesia menang susah payah melawan sembilan pemain singapura, bertebaran sindiran, ledekan, dan juga hinaan. Di mana melawan pemain tidak lengkap saja kedodoran, ngarep final. Padahal bisa diubah, bagaimana susah payah menang itu masih bisa berlanjut untuk momen final.

Thailand jauh lebih solid, karena memang timnas senior, berbeda dengan timnas Garuda yang berusia jauh lebih muda. Ini adalah kesempatan, jarang pelatih berani bertaruh. Bukan fokus pada juara dan piala, namun proses dan kematangan bermain.

Hasilnya terlihat kog. Fisik pemain. Bagaimana pemain memiliki stamina yang baik. Bermain 90 menit masih relatif segar, 120 pun masih mampu berlari dan menyerang. Bandingkan dengan yang sudah-sudah.

Mental juang juga bagus. Ketinggalan itu biasa, tidak menjadikan grogi dan buyar semuanya. Lihat melawan Singapura bisa tenang, termasuk mampu menggagalkan pinalti. Jika mental buruk sudah selesai. Toh malah menang dua gol.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun