Kisah Indah Harini, kala menerima transferan jumbo, sudah kisaran dua tahun mencari kejelasan, malah tiba-tiba menjadi tersangka. Etikat baik dua tahun mencari tahu, ada selip kata, ketika ia mengatakan jangan-jangan uang lotere. Ini menjadi titik balik, atas kejujurannya yang menjadi bumerang.
Pihak bank sangat mungkin selama dua tahunan itu bingung mau menjawab alasan apa dengan keberadaan uang itu. Karena ada  pernyataan pernah membeli lotere, menjadi alasan sahih dan bagus untuk mengiyakan, itu kemenangan lotere.
Alasan yang tidak masuk akal, ketika malah menjadi pesakitan. Jelas saja orang tidak akan merekam apa yang menjadi pembicaraan biasa itu. Eh ternyata menjadi luar biasa. Terlihat "kemarahan" ketika ada penasihat hukum. Lha wajar dong orang awam meminta pendampingan ahli hukum, lha menghadapi raksasa lagi.
Ada dua hal yang layak dicermati, bagaimana perilaku mereka, memanfaatkan orang lemah, jujur, dan apa adanya itu demi mendapatkan keuntungan. Siapapun itu, mau oknum, mau institusi, ataupun mafia. Bagaimana perilaku raja tega seperti ini menjadi sebuah kebiasaan di negeri ini.
Mereka tidak segan-segan mengorbankan orang demi keuntungan sendiri. Falsafat kepiting, mencapit  pihak lain demi bisa membebaskan diri. Yang lemah akan menjadi pijakan yang kuat. Ini era modern, bukan zaman perbudakan.
Dua, jangan takut berbuat baik, kejahatan pasti kalah oleh kebaikan. Jangan pula takut menjadi apa adanya karena dijawab dengan kejahatan oleh pihak lain. Ini bukan pelajaran sekolah Minggu atau pengajian anak-anak di sore hari. Ini adalah kebaikan universal yang tetap harus dijalankan oleh semua pihak.
Benar, bahwa banyak predator dan serigala, toh domba tetap hidup nyaman dengan dirinya tanpa merasa kalah dan takut dengan adanya pemangsa di sekitarnya. Kebenaran kudu dijalankan.
Pembelajaran bagi Erick Thohir
Suka atau tidak, masalah di BUMN itu sangat akut. Pat gulipat demi keuntungan pribadi mau uang negara atau uang nasabah itu hal yang sudah dipahami dengan baik oleh masyarakat. Bank, sebagai salah satu layanan plat merah adalah sapi perah atau ATM bagi segelintir elit negeri ini. Pun usaha-usaha di bawah bendera usaha negara.
Bagaimana perlu tindakan radikal untuk membuat BUMN sangat sehat dan waras, sehingga perilaku tamak dan maling bisa diminimalisasi. Mengorbankan pihak lain demi keuntungan diri, kelompok, atau partai makin minim.
Keadaan bobrok puluhan tahun harus dibenahi dan diselesaikan dengan segera dan serius. Rayap, tikus, dan rampok jangan diberi tempat enak apalagi mengorbankan pihak lain yang lurus.