Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Predator Seksual Terungkap, Kini Predator Keuangan Plat Merah Menggeliat

21 Desember 2021   12:34 Diperbarui: 21 Desember 2021   12:49 302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Predator Seksual Terungkap, Kini Predator Keuangan Plat Merah Menggeliat

Beberapa waktu terakhir, pembicaraan masalah predator seksual begitu marak. Begitu banyak kota dan melaporkan temuannya. Kampus-kampus terpandang juga ternyata menyimpan bom waktu. Satu demi satu menyeruak.

Ternyata keamanan bukan semata soal anak dengan seksualitasnya. Uang pun menjadi sumber bencana. Salah satu nasabah bank plat merah menerima nasib tragis, karena menjadi terdakwa tapi tidak melakukan apa yang didakwakan.

Seorang nasabah bank plat merah tiba-tiba mendapatkan transferan fantastis. Bak durian runtuh karena dalam mata uang asing. Merasa tidak tahu dari mana, kemudian ia mempertanyakan kebenaran ke pihak bank.

Berkali ulang ia mengurus itu. Karena pernah membeli lotere ketika di luar negeri, apakah itu benar dari itu. Usai kesikian kalinya bolak-balik tanpa kejelasan, pada suatu ketika ada dari salah satu pihak bank membenarkan bahwa itu uang lotere tersebut.

Kisah berlanjut, kala nasabah meminta memindahkan sebagian "dananya" ke deposito. Tiba-tiba malah mendapat tekanan untuk mengembalikan uang yang memang asalnya dia sendiri tidak tahu dari mana.

Pernyataan pihak bank yang menjadi pedoman tentu saja, dan bisa dipastikan tidak akan ada rekaman atau bentuk hitam di atas putih sebagai sebuah kesaksian bahwa ia tidak mengambil uang siapapun.

Apa yang terjadi, sangat mungkin adalah upaya kriminalisasi nasabah oleh pihak bank. Mungkin sedikit spekulatif dan berfikir buruk. Namun beberapa fakta yang ada bisa membuktikan asumsi itu ada benarnya.

Ketika ada upaya mediasi yang dilakukan pihak bank, si nasabah membawa pengacara. Malah dari pihak bank marah-marah kepada si pengacara. Padahal hal yang lumrah, di era modern ini menggunakan jasa penasihat hukum.

Tidak semua orang paham hukum. Hal yang wajar karena awam mengenai hal-ikhwal peraturan dan perundangan, meminta pendampingan ahlinya. Menjadi aneh, ketika ada yang marah dan malah cenderung merendahkan profesi lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun