Menuju 2000 Artikel Pilihan
Sama sekali tidak menyangka, kala tujuh tahun lebih yang lalu, akan bisa mendapatkan seperti ini. Capaian yang biasa karena hanya mencapai kisaran 60% dari total tulisan. Sama sekali tak hendak memandingkan dengan karya-karya rekan Kners lainnya. Semua unik dan  tidak ada duanya, termasuk saya.
Target dulu, adalah setahun 500 artikel. Berbagi kendala, karena duka, merawat ortu sakit, dan juga Kompasiana melakukan perbaikan, beberapaa kali membuat taget itu meleset. Dulu, pilihan itu tidak begitu mendapatkan perhatian. Kalah strategis dan keren denganTA, trendding article, yang sangat prestisius, bagi saya pribadi.
Pilihan atau highlight, dulunya tidak menjadi perhatian, HL sangat susah, bagi saya terutama, jadi mana pernah ngarep. Begitu lepas bebas karena tidak ada keinginan muluk-muluk. Berbeda, ketika statistik akun itu ada, jadi melihat dan bisa dilihat, lho kog seperti ini.
Beberapa hal yang saya petik, mungkin bisa menjadi pembelajaran bersama, bukan kog menggurui, ini sekadar berbagi pengalaman, bisa setuju, bisa tidak, dan tidak perlu juga diperdebatkan.
Pertama, konsistensi. Ini adalah sebuah pembelajaran yang penting, bermain dalam media sosial apapun bentuknya adalah mau konsisten di dalam dinamika yang ada. Begitu beragam tawaran untuk mengekspresikan diri melalui medsos. Salah satunya ya Kompasiana.
Konsisten dalam menuangkan ide, gagasan, dan juga tulisan terutama. Tetapi, jangan lupakan esensi dasarnya, sosial, teman, jadi bangun pertemanan dalam bermedia. Berkomentar, memberikan rating, dan membalas komentar itu salah satu kekuatan bermedia sosial.
Tanpa itu semua susah untuk bisa bertahan dan tetap eksis di dalam dunia media sosial. Ini khas, bukan koran, yang sudah menulis, tinggal. Pengalaman dan amatan pribadi.Â
Kala masih bersemangat dan banyak waktu luang, dulu rajin vote dan komentar, bahkan berbalas komentar itu biasa. Menjawab komentar juga wajib, kini pada tahun keenam dan ketujuh, sudah tidak lagi cukup gairah untuk itu.
Kedua mengembangkan diri. Belajar banyak dari dan di Kompasiana. Bagaimana guru menulis begitu berlimpah. Semua kalangan ada, dan tidak pelit untuk berbagi ilmu. Nah, kesempatan belajar itu dipakai dan diterapkan dengan baik.
Salah satunya adalah melebarkan sayap. Kini, ada web pribadi yang sudah mendapatkan iklan. Ini bukan soal pamer, atau merasa hebat, sebagai ungkapan syukur bahwa ilmu itu bermanfaat, berdaya gunu.