Ada pula Mahfud MD, ketua pemenangan pasangan Prabowo-Hatta Rajasa. Reunian bagus secara politis. Hal yang baik bagi perkembangan politik bangsa ini. Rivalitas ya sepanjang gelaran pemilihan. Selesai dengan itu ya sudah kembali membangun negeri.
Hatta Rajasa juga besan SBY. Publik paham bagaimana sikap SBY pada pemerintahan saat ini. Susah sih berharap SBY diam, karena fokus utamanya AHY. Jikapun AHY masuk kabinet lebih susah lagi, terlalu jauh kapasitasnya. Melihat perlakuan dan pilihan politiknya selama ini masih terlalu jauh dari harapan sekelas Presiden Jokowi.
Sedikit banyak Ibas lebih jadi pendiem, dari pada ribut sama mertua kan ribet. Berkurang sau penyerang, yang tidak jelas juga sih. Gak ngaruh mau diam atau komentar juga.
Pengalaman. Hatta Rajasa itu malang melintang dalam kabinet era besannya SBY. Kementrian demi kementrian sudah dijajaki, jadi banyak pengalaman untuk itu. Pos apa saja bisa ia masuki dengan sangat cepat.
Zulkifli Hasan
Politikus jempolan ini, roller coaster jabatan, ketua MPR, wakil ketua MPR, menteri, dan pastinya ketua umum partai. Fenomenal, ia mendepak bidan PAN dan sekaligus besannya sendiri. Membajak anak Amien Rais, untuk membelot berpihak kepadanya. Menantu yang memilih dengan sulit pastinya.
Mengisi pos resuffle memang sangat mudah bagi politikus yang satu ini. Pengalaman panjangnya tentu memudahkannya untuk langsung nyetel dalam kerja.
Apalagi jika sekelas menteri koordinator. Fungsi koordinator kementrian-kementrian. Tidak susah. Jika ia yang masuk, melengkapi ketua umum yang jadi menteri, ada Airlangga, ada Prabowo, dan mau apa lagi.
Resuffle itu hak prerogatif presiden. Tetapi toh kondisi demokrasi dan ketatanegaraan kita masih seperti ini. Masih partai yang berkuasa. Susah untuk berharap menteri profesional.
Masalahnya kalau menteri profesional, sangat terbuka kemungkinan dibantai di Senayan. Â Lagi-lagi karena kondisi seperti ini memang masih harus dijalani. Jangan terlalu berharap untuk ideal dan proporsional. Suka atau tidak, lha UU yang buat juga mereka kog.
Harapan tetap harus digelorakan. Jangan sekadar optimis, karena nanti bisa jatuh pada sikap pesimis kalau gagal, harapan memberikan kekuatan untuk tetap meyakini akan lebih baik pada esok hari.