Budaya baru yang dianggap menyulitkan. Sebagian pihak sih dengan suka cita mengenakan. Jauh sebelum pandemi sudah banyak yang mengenakan masker dengan berbagai alasan.
Jauh sebelum vaksin-masker, Kominfo-Jonny Plate memperingatkan jangan sampai tertipu oleh berita-berita hoax mengenai covid 19 dengan segala aspeknya. Â Begitu banyak hal yang kacau, dikacaukan, dan memang sengaja demikian agar keadaan negara kacau.
Sejak awal, ada upaya membuat ruwet keadaan. Narasi simpang siur sehingga penanganan menjadi sulit. Seolah kena covid adalah aib dan memalukan. Makanya orang menjadi tidak jujur dengan mengakui jika kena covid.
Orang merasa sakti, kebal, dan paling segalanya. Maka membuat narasi, seolah-olah riset, dan kemudian mengeluarkan pernyataan ngaco. Hal yang mendapatkan panggung terhormat, karena memang kondisi demikian ada yang sengaja menciptakan dan menikmati.
Mengapa terjadi?
Mabuk agama. Apapun masalahnya, agama solusinya. Mirisnya adalah, pemahaman agamanya secara sempit, picik, dan memaksakan teks dan konteks ayat-ayat suci. Tidak ada yang salah dengan agama, namun bagaimana beragama secara waras itu penting.
Politikus minim prestasi yang maunya menang dan mengambil kekuasaan. Miris, pandemi tapi bagi sebagian pihak dimanfaatkan untuk menjatuhkan pemerintahan yang sah. Pandemi mau dipakai sebagai senjata untuk makar.
Dua hal penting itu memang dijawab dengan lugas. Kominfo ada pada garda terdepan untuk menjadi corong pemerintah. Menghadapi ngaconya politikus miskin karya ini ya harus memberikan pemahaman digital kepada warga. Literasi digital menjadi sangat pentiing, bahkan utama.
Masyarakat harus dianimasi agar bersikap dan berpikir kritis, cerdas, dan memilah serta memilih infomrasi dengan cermat. Jika warga sudah cerdas, elit biar saja tetap bodoh dengan sendirinya. Mereka berpikir rakyat mudah dibohongi, biar kembali pada mereka sendiri.
Literasi digital memang menjadi prioritas Kominfp-Johnny Plate. Kecerdasan digital sehingga masyarakat tidak sekadar menjadi pengguna media digital, namun juga bisa berperan untuk menjadi agen perubahan.
Mentalitas sebagian bangsa ini memang harus diubah, dianimasi agar berkembang. Itu semua memang perlu banyak energi, banyak perhatian, karena sikap abai dan merasa diri sudah paling pinter itu tidak mudah untuk ditangani.