Gerahnya Kompasianer, Menjawab Prof. Felix Tani
Kemarin, para suhu Kner bergibah soal kebijakan lockdown, eh karantina beberapa judul yang dinilai tidak layak. Menarik karena dinyatakan oleh para contreng biru, pemenang Knival, minimal adalah nomine dalam kategori yang berbeda.
Umur akun mereka masih relatif muda, belum menginjak seluruh jari satu tangan. Â Menyatakan sudah merasa jenuh, jengkel, dan juga "terintimidasi." Kata mana yang menjadi masalah tidak pernah dikatakan secara terbuka.
Jadi, sangat mungkin timbul kecurigaan. Apalagi cek saja ada judul yang mirip namun lolos. Saya pribadi sih model seperti ini mana peduli. Kala Prof Felix membully dengan mengatakan reputasi  Kompasianer Kenthir jadi hancur karena akun langganan karantina tidak sepenuhnya tepat. Lha belum ada lima, paling banyak tiga masuk kandang.
Sederhana juga, tidak tayang di K, pindah di blog pribadi. Selesai. Tidak perlu ribet. Repot amat dalam bersosial media. Apa toh yang dicari dengan main medsos, juga K?
Uang? Sangat mungkin. Nah ketika uang adalah tujuan, maka label, hits, dan peringkat menjadi penting. Ketika sepi, tidak dapat label jadi sewot. Padahal, copot label sudah langganan, lebih sering ini dari pada karantina. Iyalah kan sudah tahunan.
Keberadaan K-reward itu seyogyanya jadi sebuah hadiah, bukan tujuan. Jika tujuan ribet dan, gampang ngambeg dan emosi. Padahal main media sosial untuk hiburan, kalau ada uangnya ya syukuri, itu anugerah, bonus.
Menuliskan gagasan agar dibaca pihak lain. Ini pasti model awal bermedia sosial, terutama K. Hanya sekadar menuangkan ide, gagasan, dan pemikiran, syukur-syukur ada yang membaca. Karena ketagihan dibaca ribuan jadi tuman dan lanjut. Eh ada reward, bergeserlah tujuan awalnya.
Wajar sih demikian, namanya hadiah, uang lagi, siapa yang emoh bukan? He..he...hanya soalnya adalah awalnya apa dulu?
Berinteraksi sosial. Nah ini, ketika menjadi tujuan menulis, berarti saling kunjung, vote, komen, dan balas komentar juga. Ini penting bagi pelaku blog yang memang mau serius dalam dunia ini. jangan dianggap sepele lho, ngeblog. Tetapi mau susah payah jalan-jalan ke akun teman itu utama.
Ini bisa dilihat kog, dari aktivitasnya di dalam artikel kawan. Pun tulisan sendiri. Jujur hal ini sudah cukup lama tidak lagi mampu dijalani. Jenuh, atau enggan, pokoknya kadang kala saja.