9 Fakta Kisah Paskah yang Terabaikan
Paskah, paling dikenal jelas kisah sengsara, wafat, dan bangkitnya Yesus. Paling-paling mengenai penghianatan Yudas. Diselisingi ayam berkokok dan Petrus tiga kali menyangkal. Sekolah Minggu, sekolah teologi, hingga kakek-nenek itu saja yang pasti menjadi bahan pembicaraan.
Padahal, masih banyak dasar historis dan juga tercatat dalam Kitab Suci hal-hal lain. Cenderung sambil lalu, Â atau hanya masuk telinga kiri keluar kanan, atau malah tidak masuk. Memang tidak seheboh atau seinspiratif kisah-kisah yang sudah sangat familiar bagi kehidupan bersama di dalam menggereja.
Ada beberapa hal yang cukup unik, inspiratif, dan mungkin terlewatkan untuk menjadi bahan permenungan selama ini.
Pertama. Salah satu yang bersama-sama dengan Yesus saat penangkapan oleh  para prajurit Romawi dan pemuka Yahudi ada yang lari sambil telanjang. Pakaian ala Yahudi kala itu adalah kain yang dibelitkan. Karena ketakutan dan dipegang kainnya, ia lari begitu saja tanpa mengingat pakaiannya.
Menarik karena murid Yesus langsung saja mengalami ketakutan. Apalagi murid yang sudah ribuan tahun berjarak. Kelemahan manusiawi yang tidak perlu disesali, namun bagaimana mengolah kelemahan itu agar tidak menjadi belenggu. Fokus bukan pada titik lemah, namun bagaimana mengembangkan itu agar bisa menjadi peluang.
Kedua, sesal Petrus. Orang mengenal kisah pe nyangkalan Petrus saja. Namun kadang tidak ingat, bahwa ia adalah saksi pertama kebangkitan. Ini adalah fakta. Ia pemimpin dari para murid. Kelemahan bahkan kesalahan menyangkal tidak mempengaruhi status murid yang pertama.
Kelemahan itu bagian utuh manusiawi. Hal yang mungkin juga dialami oleh semua orang. Petrus mampu menepiskan rasa bersalahnya menjadi kekuatan sebagai pemimpin. Tidak terpuruk pada rasa sesalnya saja.
Ketiga, penghianatan ala Yudas iskariot. Orang sampai malu menggunakan nama ini karena pastinya orang tidak mau dicap sebagai penghianat. Lebih miris lagi, ketika ia juga malah bunuh diri usai menjual gurunya sendiri kepada pihak lawan.
Sampai hari ini, aksi demikian masih sering terjadi. Karena malu hamil di luar nikah, gampang, hentikan saja, atau membunuh darah dagingnya sendiri. Ini sama persis, dengan kadar yang lain tentu saja.
Keempat. Perempuan layak berbangga. Ketika para murid laki-laki masih "bersembunyi" para perempuan sudah sampai ke makam. Saksi pertama kebangkitan adalah perempuan. Maria Magdalena bertanya kepada malaikat yang ia sangka penjaga makam. Keberanian, laki-laki jelas tidak berani karena risiko yang tidak kecil.