Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

UU Pemilu dan Dilema Anies Baswedan, Agnes Mo Menguntit

16 Februari 2021   12:22 Diperbarui: 16 Februari 2021   12:53 353
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ultrakanan, yang selama ini Anies akrabi sedikit demi sedikit mulai tumbang dan masuk perangkap di dalam bersikap menghadapi hukum. Seolah mereka selama ini di atas hukum. Satu demi satu mereka masuk bui dan habis. Ini kekuatan separo yang dimiliki Anies. Maka mati-matian ia berjibaku bersama-sama di dalam upayanya untuk naik menjadi RI-1. Lihat pas kepulangan Rizieq itu adalah panggung mereka. Anggapannya sudah di depan mata kemenangan itu, siapa sangka semua malah berbalik arah dan selesai sudah.

Oposan, pemerintah daerah yang berlaku bak oposan ini menjadi kekuatan yang sama dengan faksi ultrakanan.   Berbeda panggung, hanya mau memperlihatkan aksi dan gaya seolah-olah. Toh publik sudah tahu dan paham itu hanya lagak. Belum lagi kinerjanya memang payah. Ini realitas. Pembelaan media sosial itu hanya omong kosong saja karena belum ada pengganti yang sepadan.

Anies menjadi suksesor Prabowo sebagai kendaraan ideologis untuk menguasai Indonesia. Usai Prabowo merapat kepada Jokowi, mulai deh ditinggalkan, oleh FPI, FUI, PA 212, dan sejenisnya yang kini sudah terlarang. Toh oknum-oknumnya masih bisa berteriak dengan kamuflase tentu saja.

Posisi Anies itu tidak gede beneran, hanya besar dalam asumsi dan gaungan sebagian pihak.  Kondisi demikian tidak banyak membantu untuk menjadi kandidat baik RI-1 atau RI-2. Kedatangan Risma makin membuat keadaan semakin tidak nyaman bagi Anies dan tim. Lihat saja serangan bak babi buta kepada Risma.

Demokrat dan PKS pada sisi yang sama untuk mengamankan pemilih mereka, menggunakan taktik serang duluan, urusan lain belakangan. Malah blunder yang menggerogoti mereka. Oposan yang tidak cukup cerdas memanfaatkan keadaan. Termasuk buahnya ada pada pilkada DKI. Median merilis, Risma meroket empat kali lipat, (4X) dari beberapa waktu lalu. Signifikan berarti.

Anies padahal masih sama saja melakukan laku yang begitu-begitu saja. Apalagi dua tahun tidak ada panggung untuk tampil. Beaya tidak kecil jika harus menggunakan "kampanye" mandiri, berbeda ketika menjadi pejabat publik.

Susah melihat harapan bagi Anies untuk menjadi gubernur lagi, apalagi presiden. Dua tahun tanpa panggung sama juga dengan artis tanpa penonton. Tanpa partai yang bisa membuat acara untuk lebih dikenal. Anies sudah selesai.

Terima kasih dan salam

Susy Haryawan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun