Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Anies Habis?

7 Februari 2021   09:31 Diperbarui: 7 Februari 2021   09:56 1070
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ia hanya memiliki panggung satu-satunya, jabatan gubernur. Kampanye gratis. Mirisnya ia hanya memiliki satu cara dan tidak mempersiapkan rencana cadangan. Ia dan jelas tim politiknya kini kalang kabut. Tidak menyangka FPI dan Rizieq dengan mudah tumbang. Cara satu-satunya adalah menjadikan Jokowi sebagai rival. Mengapa salah?

Ia itu dulu pembantu, menteri Jokowi, diganti dan kini turun menjadi gubernur. Terbaru ia mengatakan tanpa utang kalau menjadi presiden. Jelas  bukan arahnya mau ke mana dan siapa yang disasar. Cepat respon warganet menemukan ia berhutang ketika menjadi gubernur, apalagi presiden.  Begitu banyak rangkaian cerita demikian kalau mau dituliskan, toh bukan inti, hanya salah satu contoh nyata.

Jokowi itu simbol pembangunan  yang disukai media dan massa. Ingat, dua kunci, media dan massa, pada sisi lain ia adalah simbol kegagalan pembangunan fisik. Gagasannya dengan membiarkan Jakarta rusak mau  merusak juga Jokowi, namun malah ia sendiri yang terjerumus. Tidak cukup kuat untuk membalikan keadaan sebagaimana gagasan awal. Sejak menjabat mengambil pola oposan, dan seolah itu jalan satu-satunya.

Penggaung atau pembentuk opini pelan  namun  pasti telah dikebiri dan kini sudah habis. Media sosial cenderung sepi dari habitat yang sama, pengubahan persepsi, mendistorsi fakta, dan kemudian mengarahkan massa sesuai dengan kehendaknya. Kini habis. Tidak ada lagi kekuatan yang sebanding.

Masih bisa "membeli" citra dengan sahih didanai beaya negara, ketika menjabat. Tanpa jabatan, siapa yang mau mendongkrak citra yang sejak  awal memang dibentuk seperti ini. Susah mau berganti haluan, sudah lebih lama ngaco dari pada benernya.

Dua tahun masa jabatan dipegang pelaksana tugas itu bukan tidak mungkin lebih menenggelamkan lagi capaian Anies. Ingat, semua juga paham permainan anggaran, mahoni, balapan tamiya, eh balapan formula elektrik, dan banyak kengacoan lagi sangat mungkin diusut. Anak buahnya selama ini hanya ikut atasan. Toh apakah mereka nantinya mau bertanggung jawab, jika kejaksaan, kepolisian, ataau KPK masuk ke sana?

Selama ini masih berkisar bahwa kebijakan tidak bisa dipidana. Tetapi apakah demikian ketika sudah lengser? Layak ditunggu ke mana muara dan masa depan Anies.

Terima kasih dan salam

Susy Haryawan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun