Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Pandji Memuji FPI dan Politik Kepiting

21 Januari 2021   11:56 Diperbarui: 21 Januari 2021   20:02 1088
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Dikotomis. Hal yang sangat biasa dijadikan cara melihat persoalan. Kampanye, debat, dan afiliasi politik selalu saja demikian. Phaknya pasti benar dan rival pasti salah. Padahal ada alternatif, di tengah-tengah. Benar, bahwa tidak ada yang obyektif sepenuhnya dan lepas kepentingan, tetapi mencoba melihat dengan kaca mata yang lebih jernih masih bisa.

Tanpa perlu merendahkan dan  membandingkan. Ini jelas lebih bijak, aman, dan tepat. Ada sebuah olok-olok, tidak pernah ada perokok itu berantem apalagi sampai laporan polisi hanya karena beda selera. Mereka tidak pernah membandingkan bahwa rokoknya lebih enak dan merendahkan selera pilihan rekannya.

Paradgima kecap. Iklan kecap nomor satu, tidak ada yang mengatakan nomor dua dirinya. Tetapi mereka tanpa harus merendahkan merk lainnya. Otomotif demikian juga, selalu di depan, konsumen sudah tahu, tanpa merk A mengatakan B di belakangnya. Hal model demikian yang perlu dipelajari politikus dan yang biasa berpolitik, sehingga tidak meninggikan diri dengan cara merendahkan rival.

Beberapa waktu lalu ada sebuah  ilustrasi di mana seorang guru menggambar garis dan meminta muridnya untuk membuatnya lebih pendek. Murid-murid biasanya akan menghapus garis itu sehingga lebih pendek. Ada satu siswa yang membuat garis sendiri lebih panjang, sehingga garis milik gurunya lebih pendek.

Terima kasih dan salam

Susy Haryawan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun