Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Antara Menanam dan Menebang Pohon

28 November 2020   17:37 Diperbarui: 28 November 2020   17:48 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pilihan-pilihan susah karena tidak merasakan kekurangan oksigen dan berpikirnya praktis. Kadang orang salah melihat kepraktisan itu dengan cara menebang pohon, lebih banyak cor dan beton dari pada tanah yang kotor, becek, dan tidak rapi.

Bersahabat, hidup bersama, dan akrab dengan alam, salah satunya adalah kotoran daun yang gugur, lumpur tanah, dan juga kotoran ulat. Itu semua adalah konsekuensi logis atas oksigen yang kita dapatkan. Pohon yang semakin jarang itu bencana lho.

Lihat saja ketika covid merajalela, perlu ventilator dan tambahan oksigen, itu berbayar semua. Lha ketika masih gratis, hanya perlu menyapu saja enggan. Lebih aneh lagi sewot melihat orang menyapu. Kan aneh, wong tidak minta bantu, tidak juga mengeluh kog. Berbeda kalau saya menjadikan pohon sebagai bahan untuk curhat, lha saya menikmatinya malah.

Lebih lucu kalau ada buahnya, hasilnya ikutan minta, he..he..he..menanam enggan, tetapi ketika tetangga punya mau hasilnya, daunnya ngoceh.  Lucu tapi  itu fakta yang memang benar terjadi. Kini dengan kesukaan orang bertanam karena terpaksa ngendon di rumah kena pandemi, ada harapan bahwa orang makin menyukai tanaman, bukan menebang, namun menanam.

Mencintai bumi dan tanaman mau juga susah payah membersihkan dan merawat, wajar karena sudah pula mendapatkan oksigen tanpa harus membayar. Air lebih segar pula dari  air tanah karena resapan pepohonan.

Selamat Hari Pohon Internasional

Selamat Hari Menanam Pohon Nasional

Terima kasih dan salam

Susy Haryawan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun