Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Nikita Mirzani, Menggagalkan Reuni, Agen atau Perilaku Ugal-ugalan?

18 November 2020   11:06 Diperbarui: 18 November 2020   11:24 1708
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sederhana, karena orang yang temperamental, mudah tersinggung, pemarah, itu sangat mudah diprovokasi. Perilaku yang suka memprovokasi itu sebenarnya juga membuka kediriannya yang sangat mudah terprovokasi. Orang yang tenang tidak akan juga memprovokasi pihak lain.

Peran Nikita Mirzani ini hanya pemicu,apalagi adanya media sosial yang sangat mudah dibumbui, digoreng, dan dijadikan santapan berbagai pihak. Sesederhana itu, kebetulan saja sensitifitas tinggi yang menyinggung harkat paling dalam. Merasa malu jika masa lalunya terungkap.

Ketidaksengajaan sih ini, karena Rizieqnya saja yang ugal-ugalan. Mau mempertontonkan bahwa ia hebat, keren, besar, dan pasti menang. Tidak ada yang sanggup menghentikannya. Jangan lupa, para bohir tentu saja mengembuskan informasi ini, semakin mendidih dengan agitasinya. Revolusi darah segala, sayang jatuh pada "lonte".

Pemeriksaan dengan agenda pelanggaran covid ini bukan sepele. Mungkin bisa dianggap sebagai tindak pidana ringan, lepas dari soal covid, mengenai ini sudah dalam artikel kemarin sore. Tetapi agenda ke depan yang telah gagal.

Reuni 212 adalah copasan semata. Ide politik basi, sebasi juga dengan model komunis dan kebangkitan PKI, kriminalisasi ulama, atau antiagama. Semua sudah bisa ditebak, pemainnya itu, penyandang dananya ini, dan muaranya ganti Jokowi.

Syukur bahwa politik mereka itu lagi-itu lagi, tidak kreatif, jadi mudah ditebak dan dipatahkan. Sederhana karena memang kelompoknya grusa-grusu dan ugal-ugalan. Pemikiran sempit dan tidak maubelajar.

Rizieq yang brangasan, membantu kinerja aparat di dalam  mengambil keputusan. Reuni jelas tidak akan terjadi, sangat mungkin juga, bahwa kondisi kesehatan para peserta yang relatif sama dengan kemarin, bisa saja pada bertumbangan. Ini soal lain.

Ide dan gagasan reuni virtual. Entah ini olok-olok atau serius, mau menunjukkan keperkasaan, show of force, kog diminta daring. Kuat dari mana, tampilan layar mau semilyar manusia juga siapa yang keder.

Nasi telah jadi bubur, semua telah terjadi, dan lumayan warga Jakarta bisa beraktivitas sesuai protokol kesehatan, tidak terjepit aksi demo dengan label reuni, tanpa kampus dan sekolah pula. Karena ulah tanpa berpikir panjang, semua berantakan. Kini para penyandang dana sedang mengupayakan untuk mengamankan diri, tidak mau tersangkut pada kebo gupak.

Ketika banyak pihak hanya menyasar Rizieq dan perilakunya, bagi saya, tidak cukup. Tidak berarti membela Rizieq, bukan, namun ia hanya pelaku lapangan. Jauh lebih mengerikan adalah aktor dari ini semua. Sutradara dan penulis skenario yang terus menelorkan album untuk mengguncang negeri ini.

Terima kasih dan salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun