Refli Harun: Gatot-Anies Dahsyat, Fakta atau Ilusi?
Profesor, ahli politik, mengatakan hal demikian tentu berdasar.  Mengenai kebenaran separo, sebagian, atau malah tidak ada, tentu sesuai dengan kepentingan. Apakah dahsyat sebagai sepasang kandidat capres-cawapres, lepas siapapun yang menjadi bakal calon  presiden dan wakilnya.
Beberapa hal laik dilihat, bagiamana potensi mereka. Â Benar mereka berdua tampak sekali sedang menggiring pendapat massa untuk 2024. Lepas dari kepentingan dan pemodal, toh ada beberapa hal yang perlu dicermati.
Susah melihat satu pasang dengan patron dan basis massa yang identik. Gatot yang akhir-akhir ini gencar dengan KAMI cenderung bersama dengan aksi ultrakanan. Hal yang sama dilakukan Anies sudah sekian lama. Sejak 2017 mereka sudah kolaborasi, bahu membahu demi kemenangan mereka bersama.
Partai politik yang mengusung juga siapa? Mana ada kekuatan super yang berangkat sendirian. PDI-P yang paling mungkin, toh mereka memiliki banyak kader keren dan tidak kalah menjanjikan. Artinya, Refli memberikan informasi yang tidak utuh bgai para penikmat politik yang kadang sangat awam. Bagaimana bisa ada kendaraan bagi mereka berdua.
Ini pilpres dan pemilihan politik, bukan semata Indonesian Idol atau AFI. Hanya berdasar SMS dan pemilihan penonton. Lihat saja bagaimana Mahfud MD terdepak, Amien Rais yang memiliki partai, cukup tenar, toh tidak cukup mampu bersaing.
Bicara politik jangan hanya hitam dan putih, kalkulasi plus atau minus saja. Generasi 70-an ke bawah tentu ingat pada pemilu 97, ada Mega-Bintang, perlawanan terhadap tiran Soeharto yang demikian kuat, gagah, dan seolah tak tergoyahkan. Kolaborasi PDI kala itu dan Bintang yang mewakili PPP di mana-mana nama mereka menjadi jaminan.
Sekarang ke mana Sri Bintang? Hanya menjadi petualang politik asal beda dengan pemerintah dan masa lalu yang menjadi kebanggaan semu. Sama dengan Amien Rais, tenar, banyak media menjadikannya rujukan, ketua MPR pula. Toh mereka tidak lebih jauh melenggang, kecuali hanya dalam media dan klaim sendiri.
Megawatie karena memiliki partai militan, darah dari proklamator dan itu berhadap-hadapan langsung dengan masa lalu. Jadi ada nilai plus plus untuk keberadaan Mega dibandingkan Sri Bintang, Amien, atau tokoh lain.
Kita lihat partai mana yang mungkin mengusung mereka,
Demokrat, susah melihat mereka berdua. Ada AHY yang harus ikut dalam dua slot jabatan itu. kursinya pun hanya pengggembira, bukan lagi partai besar. Artinya susah melihat partai ini mengusung mereka sebagai paket. Tentu akan ada pemecahan, dan jika Gatot jauh lebih sulit karena duet militer jelas tidak akan laku.