Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Anies Baswedan Jangan Sampai Jadi Kebo Ijo

23 September 2020   21:28 Diperbarui: 23 September 2020   21:32 688
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Anies Baswedan, Jangan Sampai Jadi Kebo Ijo

Salah satu keyakinan berpolitik di Indonesia yang demikian menghantui adalah kisah kutukan  keris Mpu Gandring, yang akan membunuh tujuh keturunan dari penghianatan yang telah dilakukan. Salah satu yang menjadi korban dan tetap menjadi teka-teki adalah Kebo Ijo. Ia yang terkena tuduhan pembunuhan atas Akuwu Tunggul Ametung.

Pengawal Akuwu jelas keberadaan paling dekat dengan junjungannya. Padahal hari-hari sebelumnya, ia telah "pamer" bahwa ia memiliki senjata andalan yang ngedab-edabi. Orang-orang, publik, akan tahunya keris itu milik Kebo Ijo, tidak akan mau tahu siapa yang mengambil dari Mpu Gandring, siapa yang memberikan kepada Kebo Ijo, dan karakter Kebo Ijo yang memang demen pamer jelas dipahami dengan baik si pembawa keris.

Tatkala keris tertancap di tubuh Akum Tunggu Ametung, siapa yang akan memikirkan pihak lain, selain Kebo Ijo yang telah pamer ke mana-mana sebagai pengawal jempolan plus memiliki keris sakti. Tidak akan ada yang tahu, peduli, dan juga mau susah-susah menyelidiki, apakah waktu itu keris itu sempat berpindah tangan atau tidak.

Jika pun Kebo Ijo mengatakan keris itu telah diambil si A misalnya, siapa yang mau membela atau menjadi saksinya. Ingat, ini tentu bagian dari strategi dan rekayasa, jangan sampai ada yang tahu semisal keris itu sempat berpindah tangan. Mpu Gandring telah tewas, siapa yang menikamkan kerisnya yang masih belum jadi itu? Mana ada  CCTV, apakah Kebo Ijo? Lagi-lagi ranah gelap gulita.

Kebo Ijo jelas mati karena "berani menikam" yang ia jaga. Pagar makan tanaman. Siapa yang berteriak Kebo Ijo membunuh Akuwu? Sederhana sebenarnya, siapa yang diuntungkan dengan kondisi itu. Saksi kunci semua mati. Masa lalu yang mendapatkan keuntungan itu pun sesuram kematian Kebo Ijo.

Konteks hari-hari ini, banyak orang dan pihak yang meyakini jika Anies Baswedan "menantang" Jokowi. Semua kebijakan Jokowi akan menjadi mentah ketika Anies terlibat dan ada di dalam kekuasannya. Pembangunan fisik, banjir, hingga covid pun demikian. Seolah, perang dua pribadi.

Dalih yang biasa dinarasikan adalah kekecewaan dan sakit hati Anies karena dipecat sebagai menteri pada pemerintahan Jokowi periode satu. Perlawanan terbuka seolah melela di depan mata. Semua pihak akan dengan mudah menerima itu sebagai sebuah fakta yang terjadi.

Sama dengan Kebo Ijo yang memperlihatkan kepemilikan keris itu sebagai sebuah aksi bahwa ialah pemilik keris itu. Tidak akan ada yang tahu dan mau tahu sejarah dan kronologis si keris. Pemikiran orang ya hanya si Kebo Ijo yang empunya keris titik.

Anies dengan segala aksi dan lakunya jangan sampai itu adalah pekerjaan pihak lain yang akan menelikung di tikungan bagi kepentingan sendiri. Begitu banyak faksi dan kepentingan yang sangat mungkin terlibat untuk mengganti pemerintahan.

Mafia demi mafia yang selama ini adalah penguasa faktual negara ini, kini suka atau tidak, mulai terjerat dan terpepet. Narasi dalam aneka demo dan pernyataan jelas kog, sasaran itu Jokowi ganti, turunkan presiden.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun