Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Andika Memang Perkasa

1 September 2020   06:00 Diperbarui: 2 September 2020   01:28 1740
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Andika Perkasa. (ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra via kompas.com)

KSAD Jenderal TNI Andika Perkasa menampilkan keperkasaan dan ketegasan seorang jenderal, kala anak buahnya melakukan perilaku salah. Kerusuhan yang dilakukan prajurit terendah dalam hirarki militer, hingga membuat Panglima TNI, jenderal tertinggi dalam militer, berarti sudah luar biasa.

Memang ini tindakan yang sangat meresahkan karena bisa membenturkan dua institusi punggawa keamanan negara. Di tengah gentingnya gesekan dan panasnya perpolitikan identitas, eh ada gara-gara yang sangat potensial bisa menjadi apa saja dan ke mana saja.

Syukur dan beruntung bahwa Jenderal Andika yang memegang tampuk kendali. Beberapa hal layak dilihat sebagai sebentuk ketegasan, pilihan tepat, dan bagaimana sinergitas militer itu sebagai alat negara, bukan sarana kekuasaan, serta main politik pribadi.

Pertama, ketika riuh rendah pascapilpres menjelang pelantikan. Kondisi kecewa, tidak terima keadaan, dan keberadaan dikotomis antarkutub politik makin tinggi. 

Para kontestan yang terlibat langsung tidak masalah, namun unsur lain, pendompleng yang membuat keadaan lebih panas, memberikan energi buruk lainnya.

Perwira menengah pun terkena imbasnya. Pencopotan jabatan, padahal karir cukup cemerlang, karena si istru perwira itu jelas bermain politik, mencela pensiunan Panglima ABRI dan sekaligus Menkopolhukam. Secara tidak langsung adalah atasan suaminya.

Kolonel dan beberapa prajurit, baik karena perilaku pasangan ataupun tindakan prajurit yang tidak bijak bermain medsos, kehilangan jabatan. Tegas dan cepat itu penting. Satu komando tidak bisa dirusak oleh afiliasi politik personal.

Kedua. Tidak cukup heboh dan masif pembicaraan mengenai hal kedua ini. Salah satu BUMN yang memang melayani hajat hidup orang banyak, Pertamina mengalami ancaman pemogokan. Sopir angkutan distribusi minyak dan BBM memboikot. Tentara Angkatan Darat terutama, beralih fungsi menjaga tertib distribusi dengan menjadi pengemudi.

Boikot kan ujungnya keriuhan dan kericuhan, dengan langkanya BBM isu bisa meliar ke mana-mana. Sigap, tangkas, dan cepat prajurit menjadi pengemudi, distrusi kembali lancar. Sinergitas peran itu penting. Selama ini padahal egoisme sektoral jelas lebih mengemuka.

Pertahanan dan keamanan menjadi masalah, jika BBM langka. Tujuan teror tercapai. Tentara hadir itu sudah layak dan sepantasnya. Ini pilihan yang realistis, bukan hal yang luar biasa sebenarnya. hanya karena kebiasaan dan tabiat persaingan, bukan sinergi yang selama ini lebih kuat.

Ketiga, ini hal yang baru banget. Seorang prajurit, Prada TNI AD yang mengaku dikeroyok orang tidak dikenal. Ketahuan dari penyelidikan dan rekaman kamera ternyata ia adalah korban kecelakaan tunggal. Belum terkofirmasi mengapa menjadi heboh dan malah membuat rusuh. Apa salahnya kecelakaan itu coba? Mengapa sampai berdalih pengeroyokan segala? Ada agenda apa di balik ini?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun