Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Penghargaan untuk Fahri, Fadli Zon, Profesionalisme dan Kejawaan Presiden, serta Sikap "Ngarepwan"

12 Agustus 2020   12:01 Diperbarui: 12 Agustus 2020   12:05 297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Penghargaan untuk Fahri dan Fadli, Profesionalisme dan Kejawaan Presiden, serta "Ngarepwan"

Riuh rendah pro-kontra soal penghargaan untuk Fadli Zon dan Fahri Hamzah pada puncak peringatan hari kemerdekaan. Wajar, namanya negara demokrasi dan sedang belajar untuk itu. tidak ada yang luar biasa, lihat saja soal kecil saja bisa ribut dan ribet berkepanjangan.

Ada beberapa hal yang layak dilihat;

Layak tidak pengargaan itu bagi mereka berdua?

Wajar, tidak ada yang salah. Mereka pernah menjadi pimpinan dewan, soal ini kecelakaan sejarah dan demokrasi, toh presiden, ingat ini jabatan bukan pribadi Jokowi, menjalankan amanat UU. Jika presiden tidak memberikan penghargaan malah menyalahi kepantasan dan amanat negara.

Ingat, toh Fahri dan Fadli ini tetap memiliki pengagum dan penggemar fanatis. Lagi-lagi presiden menjalankan amanat bukan sebagai pribadi Jokowi atau pemimpin kelompoknya semata. Mereka tetap pujaan kelompok yang kebetulan bukan pemilih presiden. presiden itu pemimpin semua elemen.

Ada yang menyoal soal perilaku mereka yang tidak patut. Patut dan tidak itu ranah moral, bukan ranah hukum. Jika mereka pelaku kriminal, melanggar tata susila yang berketetapan hukum, keberatan ini layak didengungkan. Mengenai kasus Ratna Sarumpaet, toh kepolisian, MKD, dan jajaran tidak mempersoalkan itu.

Pelaporan mereka tidak ada, tidak ada tindakan hukum, baik hukum positif atau hukum etis, jadi keberatan penghargaan menggunakan alasan mereka bagian mendengungkan kasus hoax RS adalah salah. Kecuali mereka diseret ke peradilan dan kemudian menjadi pesakitan itu baru pas.

Jadi jangan berasumsi ketika berkaitan dengan hukum. Masalahnya adalah tindakan hukum belum ada bagi mereka berdua. Memang bagi sebagian anak negeri mereka adalah racun, toh bagi sebagian lagi mereka adalah madu. Simalakama demokrasi adalah ini. Suka atau tidak harus diterima.

Pantas atau tidak bukan Presiden tetapi adalah mereka yang menerima

Presiden menjalankan tugas, sehingga profesional menjalankan peran sebagai pemimpin. Tidak ada yang salah dengan presiden. Keberatan itu  layak didengar memang, toh yang menginginkan untuk diberi penghargaan juga tidak sedikit. Pilihan sulit presiden harus dijalankan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun