Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Belajar dari Rizal Ramli, LBP, dan Djamaster Simarmata dalam Membangun Bangsa

12 Juni 2020   10:24 Diperbarui: 12 Juni 2020   10:25 650
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Toh lucu ketika mengatakan, jika RR kalah akan berhenti mengritik, lho ini kritik atau malah beneran asumsi selama ini hanya sebentuk kebencian? Jika benar sebuah kritik ya jauh lebih baik dan bagus lanjutkan. Kalau itu semua adalah kritik yang membangun. Atau malah sebuah pengakuan semata?

Meminta tim ekonomi LBP mundur kalau RR yang menang, nah ini selain siapa yang menjadi juri atas kemenangan, kemudian siapa yang akan menggantikan LBP dan tim jika terjadi. Ini pemerintahan bukan semata iseng tukang becak di pinggir jalan yang mainkan kotakk korek api di selokan, atau tebak-tebakan nomor mobil yang lewat pertama.

Beberapa hal implikasi jelek jika demikian,

Perilaku ini nanti diikuti kelompok lain dengan alasan kritik untuk menjatuhkan menteri atau lembaga dengan cara yang sama. Lha malah model taruhan. Di mana letak prerogatif presiden, ketika ada cara menghentikan menteri dengan jalan seperti ini.

Pergantian menteri sangat mudah dan itu riskan mengalami gejolak dalam banyak hal, stabilitas politik pun ekonomi sangat rentan. Mirip dengan era Orla yang jatuh bangun dengan kabinet.

Toh tidak ada yang salah fatal dengan kinerja kementrian. Ada dalam jalur yang masih normal. Mengapa dulu-dulu tidak ada cara demikian? Mengapa baru sekarang.

Rekam jejak RR sebagai menteri yang sama dengan apa yang disandang LBP, sangat mungkin ini hanya sebentuk ungkapan baik sadar atau bawah sadar. Dugaan ini toh boleh saja, dan memang jauh lebih lekat demikian.

Soal waktu itu, kelihatannya dengan pihak lain tidak jauh berbeda, toh bisa, apalagi ketika mengatakan  tidak koordinasi. Lha memangnya RR atasan LBP, atau orang yang sangat besar sehingga menko pun harus menyesuaikan jadwal.  Jika memang maunya demi kebaikan bangsa dan negara, tidak ada yang salah. Toh Simarmata bisa juga hadir. Benar jadwalnya mungkin beda.

Oposan itu baik dan harus, namun ketika mencari panggung demi kepentingan sendiri dan kelompok, ya sudah, tidak akan pernah ketemu. Sikap mau datang dan berdiskusi itu mungkin, ketika lepas dari kepentingan yang memang sejak awal dibawa. Kesimpulannya sudah ada dulu. Asumsi dan apriori sejak awal dan banyak dalih yang bisa dikemukakan. Keadaan sudah timpang karena menilai diri benar pihak lain pasti salah.

Pelajaran baik, bagaimana birokrasi itu bisa salah, namun masukan juga bisa diterima jika memang dengan cara yang pas dan baik. Demokrasi mulai berjalan jika demikian. Tidak ada yang salah masukan karena kebijakan bisa juga keliru, tetapi gagasan untuk memberikan masukan juga sangat mungkin atau belum tentu benar. Inilah demokrasi.

Terima kasih dan salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun