Posisi Prabowo yang strategis bisa menjadi simalakama jika salah melangkah dan salah kalkulasi politis. Ini soal krusial yang telah berulang kali salah langkah. Berebut simpati pemilih dan pendukung Jokowi sangat penting bagi Prabowo. Konsekuensi logis akan ditinggalkan PKS dan gerbongnya yang memang selalu oposan pada Jokowi dan pilihan-pilihan politiknya.
Sisi lain faksi Zon dan kawan-kawan dengan tampilan oposannya mau menjaga bagaimana pendukung setia mereka tidak merasa ditinggalkan. Lebih kacau lagi jika mereka merasa dikhianati. Ini pendukung sejak awal, era prapemilu 2014, perlu terus dijaga jangan sampai mereka marah dan pergi.
Serba susah  lakon Gerindra ini, jika salah menyikapi makin terperosok. Kondisi yang tidak mudah, di tengah kepungan generasi bawahnya,  lebih muda, energik, mampu menjaga citra diri, membranding dengan media sosial, dan capaian yang ada di tangan mereka. Tidak ada atasan langsung yang menjadi "penghalang", gubernur dan kepala daerah sangat mungkin mendapatkan poin hari-hari ini. Mengatasi pandemi dengan sukses jelas poin gede.
Ganjar dan Ridwan Kamil naik karena kepuasan publik atas tindakan mereka dalam menangani  covid 19. Kerja nyata dan itu menjadi penilaian yang cukup gede. Padahal posisi Prabowo bukan pelaku lapangan. Mungkin saja jasanya gede dan banyak, tetapi tidak akan terlihat, dan sangat mungkin juga tidak bisa terlihat.
Pilihan ada di tangan kader dan elit Gerindra mau memainkan narasi yang mana. Tetap di dalam pemerintahan dan model Golkar atau partai yang lain, atau mau memberikan warna lain dengan konsekuensi makin terpuruk. Susah mengandalkan dua kaki ala Demokrat ini. Mereka tidak fasih dan tidak biasa model demikian. Terbukti malah  mundur dan rekan koalisi pun mulai mencela.
Menarik simpati pemilih dan pendukung Jokowi tidak mudah. Catatan masa lalu, ugal-ugalan dalam kampanye tetap tidak mudah dilupakan oleh pendukung Jokowi. Pengakuan itu belum cukup memberikan bukti.
Mampu membuktikan lepas sepenuhnya dengan agenda Cendana, itu menjadi poin krusial yang tidak mudah. Catatan soal masa lalu saja masih demikian kuat. Ini yang tetap harus Prabowo perbaiki untuk dapatkan kembali simpati publik.
Mengendalikan Zon, boleh oposan, tetapi yang berdasar. Jika itu bisa dilakoni, tentu akan menaikan pamor Prabowo, bukan malah menenggelamkan. Ini permainan blunder yang seolah diulang-ulang terus. Kembali era SBY, lakon oposan mereka menuai simpati dan baik. Sudah terbukti kog, mengapa tidak dicoba lagi. Toh juga membantu negara secara umum.
Jadi diri sendiri dan jaga martabat itu penting. Memainkan peran politik itu susah-susah gampang. Tergelincir sedikit saja, habis.
Terima kasih dan salam