Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

[HumPol] Andai Prabowo Presiden

27 Mei 2020   13:16 Diperbarui: 27 Mei 2020   13:15 637
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humor. Sumber ilustrasi: PEXELS/Gratisography

Andai Prabowo Presiden

Eits jangan baper dulu, apalagi sensi, baca sampai selesai. Malu sudah nyolot padahal tidak tahu maksudnya, banyak belajar dari pada memperbesar kemaluan ya... Gak suka tinggalkan, mengapa hidup kudu ribet, apalagi komentar via media sosial, lha kan susah jawabnya, iya kalau pas buka? Sederhana saja mau bantah ya buat tulisan, gak bisa? Lha kog bisa komentar panjang lebar, ngerasa lebih bener dan tahu lagi.

Pas mandi tadi, jadi mikir, lha Pak Jokowi saja pontang panting, sudah gitu masih pulak dibantai sana sini. Gak becus level bupati-walikota, eh salah tetap saja Jokowi. Bayangin kalau yang jadi presiden itu Prabowo, ini bukan soal kapasitas atau kemampuan lho. Ingat, Baca dengan  mata dan otak, bukan sekadara asumsi apalagi afiliasi. Kalau itu sih koplak namanya.

Masalahnya andai Prabowo yang jadi presiden, dia sama sekali pasti kaget. Sama dengan orang baru pulang bulan madu, eh rumah yang sekaligus tempat usahanya hancur lebur karena kebakaran. Lagi-lagi perlu peringatan nih, jangan sampai nanti malah ribet dikira ngeledek Prabowo bulan madu pulak kan cilaka. Biasa sih baca gak pakai mikir, mulut sudah siap nyalak.

Nah kondisi bulan madu, semua dipakai untuk pesta pernikahan, modal tabungan selama ini semua dipakai untuk pesta dan puncaknya keliling dunia untuk bulan madu. Pulang sampai rumah, tempat usaha yang memang menjanjikan itu habis. Karyawan pun ikut di dalam dan menjadi korban. Apa yang terjadi adalah hancur lebur baik modal uang, perasaan, dna pastinya traumatis. Karyawan dan keluarga yang biasa menjadi tumpuan itu sudah sirna.

Pilihan susah, mau membersihkan puing-puing dan kembali menata usaha, toh masih jelas di depan mata bayangan karyawan dan saudara yang menjadi korban. Perasaan ini lebih susah diatur. Belum lagi modal yang dalam hitungan di atas kertas bisa balik dengan pesta pernikahan dan jalannya  usaha yang baik, semua kini berbeda.

Usaha hancur, hutang tetap harus diangsur, padahal mau menata yang mana dulu, hutang baru juga bisa-bisa susah, agunan apa lagi yang masih bisa bicara? Pilihan demi pilihan tidak ada yang lebih baik, seolah semua buruk.

Kondisi itu yang terjadi dalam diri Prabowo jika memenangi pilpres lampau. Satu semester belum ada sudah menghadapi begitu besar keadaan. Apa yang terjadi gobal lho, bukan semata regional, apalagi hanya nasional. Tolah toleh ke mana, wong semua sama saja.  Mau ke Barat, Timtengah, sama saja. Tidak ada yang lebih baik.

Pengalaman sama sekali belum ada. Ingat ini soal diplomasi, politik, dan juga ekonomi yang sangat pelik. Berbeda dengan Jokowi yang sudah memasuki tahun ke enam. Lima tahun sudah mengerti banyak hal. Relasi diplomasi, politik global, dan juga nasional sudah paham. Mau seperti apa kira-kira dampaknya itu paling tidak sudah bisa diprediksikan. Kabinet pun banyak yang berkaitan dengan pandemi cenderung tetap.

Menkeu yang sangat fasih dalam bidangnya. Lama pula memegang jabatan ini, jaringan pun luas. Coba jika kabinet Prabowo, pasti adalah orang sangat baru. Susah melihat ia memakai Sri Mulyani lihat saja sikap Fadli Zon. Ini sentral lho, sama dengan keluarga jika pemegang uangnya ngaco semua amblas, apalagi pemimpinnya juga belum pengalaman menghadapi keadaan luar biasa. Lha yang normal saja bisa kacau.

Kabinet Prabowo orangnya bisa dikira-kira, silakan saja bayangkan siapa menjadi apa, atau siapa akan seperti apa. Sangat mungkin sih elit akan diam, karena toh yang berisik selama ini ada dalam gerbong yang sama. SBY tidak akan tantrum, pecatan  militer akan sepi karena takut dengan Prabowo, jelas level elit tidak seberisik sekarang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun