Didi Kempot, Pembelajaran Viral, Politik, dan Kesadaran bagi AHY, Anisa, dan Youtuber
Pagi-pagi, ada pertanyaan soal kebenaran berita meninggalnya Didi Kempot, belum ada pemberitaan dan lini massa medsos. Belum lama, sudah masuk serbuan dengan berita yang sama. Membagikan berita dari media kalau benar Didi Kempot meninggal dunia. mengagetkan karena belum begitu tua, masih relatif kuat.
Hari-hari ini, kita dikejutkan banyak aksi, tindakan, perilaku, dan gagasan demi viralitas apapun dilakukan. Ada dua kasus besar, dengan melibatkan tiga pribadi, yang sejatinya berbicara demi viral, tenar, dan menangguk pembicaraan besar.
AHY dengan Tugas Sekolah Puterinya
Kemarin sudah menulis, jika KPAI menegur netizen, itu salah, karena yang lebay AHY. Mengapa harus menayangkan tugas sekolah puterinya ke media sosial dia, apalagi ketum partai politik. Artikel saya menjauhi nama si puteri, karena tidak mau menjadi bagian pembully anak-anak. kesalahan mutla ada pada AHY. Toh teman si anak tidak ada yang menjadi korban bully, ketika tidak ada bapak yang lebay menayangkan pada media sosial.
Jangan salahkan perilaku para pembully, tanpa mau tahu akar masalahnya. Tentu bukan soal membela pembullyan anak, tidak. Namun terapkan pada posisi yang sama. Bagaimana AHY yang berlaku tidak bijak dan malah cenderung politis. Jangan dikira ini lepas dari maksud politis.
Ada beberapa hal yang bisa menjadi penguat alasan itu politis.
Pemilihan tema lock down. Mau tugas guru atau bukan, usia kelas enam SD akan memilih ulasan, karena lock down aku kangen teman, kagen guru, kangen lapangan dan seterusnya. Pemikirna tua dipaksakan pada anak yang mengatakan agar meminta lock down kepada pemerintah, Jokowi tepatnya.
Hal yang sama dengan pemikiran Demokrat. Apakah tidak ada keuntungan politis jika lepas dari amatan netizen? Ya silakan dikalkulasi sendiri.
Lebih jelas, gamblang lagi, ketika Anisa Pohan "mendamprat" Deny Siregar sebagai pendukung Jokowi, dilaporkan kepada Jokowi dengan melabeli sebagai pendukung. Aneh dan lucu jelas afiliasi politik mengemuka. Apakah ini gawe anakk SD? Bukan. Jelas toh, siapa yang memolitisasi dan membawa pada ranah publik dan politik.
Youtuber Memanipulasi Konten demi Hits