Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Menteri Sri Mulyani Memberi Kuliah Ekonomi pada Mantan Menkeu

3 Mei 2020   20:59 Diperbarui: 3 Mei 2020   21:03 2645
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Puncak dari itu semua adalah selesainya rezim Soeharto yang sangat gagah perkasa lebih dari tiga puluh tahun. Selesailah sudah dan pemerintahan berganti. Fuad Bawazier tidak lagi masuk kabinet Habibie. Ia membangun partai bersama Amien Rais. Persiapan pemilu dan mendirikan partai yang kemudian bisa ikut dalam gerbong partai baru, dan anggota dewan.

Menjadi ketua fraksi dengan beberapa partai kecil lainya, namun oleh Gus Dur ia diakui memang pelobi ulung. Bisa menggagalkan Megawati sebagai kandidat kuat presiden pemilihan versi MPR, dengan mengajukan nama Gus Dur. Peran Fuad cukup besar, menurut Gus Dur. Tentu berharap juga masuk kabinet tentuya. Mana ada yang puas menjadi ketua fraksi, lebih enakan menteri tentu saja.

Gonjang-ganjing pemerintahan Gus Dur-Megawati tentu membuat keadaan tidak pasti. Pergantia menteri, salah satunya Menkeu, berharap juga, karena pernyataannya mengenai kapasitas menteri tunjukan Gus Dur. Terbaca apa maunya.

Perjalanan dan pemerintahan berganti. Sikap oposan demikian kencang. Kini sedang mendapatkan pribadi yang sebanding. Sri Mulyani menjadi menteri dua malah tiga kali dalam pemerintahan berbeda. Era SBY Sri Mulyani "dibuang" ke Bank Dunia. Ketika Jokowi membutuhkan tenaganya, diminta pulang dan menjabat hingga kini.

Pengakuan untuk Sri Mulyani tidak hanya sekali menjadi menteri keuangan terbaik dunia. Apakah ini pembelian penghargaan? Ah itu sih pesimis. Itu apresiasi, nyatanya  pembangunan bisa berjalan dengan semestinya. Infrastruktur demikian gila-gilaan bisa tercapai dengan relatif baik. Pengurangan subsidi  yang bisa dirasakan dengan merata lebih luas. Puluhan tahun perbedaan harga baru era pemerintahan ini mampu ditekan. Keterlibatan menteri keuangan sangat signifikan.

Krisis ini membawa berkat benar bagi bangsa ini, mempertontonkan mana yang benar-benar pemenang dan mana yang maaf pencundang. Pemenang itu akan menebarkan rasa optimis, harapan, dan prestasi. Itu semua ada kog.

Berhadapan dengan pemenang, si pecundang akan berteriak-teriak, curang, gagal, dan perilaku jorok lainnya. Itu semua  adalah gambarang diri dari diri yang gagal, tidak mampu mengemban apa yang seharusnya mereka bisa perbuat. Entah karena kemampuan, atau karena tidak adanya  kesempatan yang berbeda.

Memang, hari-hari ini banyak orang, elit, petinggi negeri ini merasa malu, merasa iri akhirnya kog bisa ya menghadapi hal yang sangat pelik ini. Padahal itu semua kuncinya mau bekerja keras dan cerdas.

Bekerja keras berarti juga mengalahkan kepentingan sendiri, kelompok, atau aliran demi bangsa dan negara. Semua bisa jika mau, namun kalah dengan  kehendak mencari kemegahan diri, kekayaan dan kesempatan untuk diri sendiri.  

Bekerja keras juga berarti berani menentang arus, menentang kepentingan sesaat dari para petualan politik yang selama ini bercokol dengan kuat. Serangan mereka sangat berat, karena kepentingannya terganggu. Penghambat seperti ini biasanya membuat jerih, dan memilih mlipir, kemudian berdalih demi masyarakat.

Kerja cerdas berarti mengerahkan semua kemampuan, profesionalisme, dan tidak memedulikan hambatan politis, yang sekiranya timbul. Sangat tidak mudah, karena betapa banyaknya pengacau yang ada.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun