Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Dengarlah Prabowo

23 April 2020   10:13 Diperbarui: 23 April 2020   10:29 366
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Bisa dipastikan kalau banyak kader Gerindra sedang pusing. Tidur tidak nyenyak semalam. Bagaimana bisa nyenyak tidur ketika bekal mau tidur adalah pernyataan Ketua Umumnya yang memberikan testimoni soal yang biasa mereka jadikan candaan, cemoohan, dan aneka pelecehan. Boleh merendahkan pihak lawan politik, ketika itu dalam masa kampanye.

Lha pemilu sudah selesai. Posisi bersama pemerintah, dan juga ada rekan mereka jadi menteri, kog masih saja seolah oposan. Lihat bagaimana Zon dan Rachel Maryam, paling tidak dua itu yang mewakili bagaimana Gerindra masih ada yang tidak sepatutnya berbuat demikian. Mengapa? Kerjasama yang diperlukan. Boleh memberikan masukan, bukan untuk mempermalukan, apalagi hanya mendeskreditkan keberadaan pemerintah atau malah pribadi Jokowi.

Pernyataan Prabowo bagus, sebagai seorang politikus dengan gerbong yang sangat besar. Kondisi saat ini, pernyataan adem, menenteramkan, dan menuju kerja sama itu memegang peran penting dan signifikan. Pilpres sudah usai, saatnya adalah pembangunan. Kondisi membangun tidak kondusif, bukan malah melemahkan, atau menambah kerusakan.

Beberapa hal yang patut dicermati;

Lawan politik itu bukan musuh. Tegas, jelas, lugas, dan pasti. Pemilu selesai ya selesai. Tidak berkepanjangan dengan caci maki, hujatan, dan salawi, serba salah Jokowi. Pernyataan ini jelas, Prabowo bisa mengatasi dirinya, perasaannya, dan juga kekecewaan dia dan gerbongnya.

Siapa sih yang tidak kecewa, jengkel, dan mungkin malu kalah dua kali. Segala cara sudah dilakukan, segala daya upaya dimaksudkan untuk mendapatkan kemenangan. Jenderal-jenderal terbaik, sipil kelas atas semua terlibat. Toh pemenang hanya satu.

Upaya banding ke mana-mana juga sudah dilakukan. Sayang tetap tidak mengubah hasil akhir. Hal yang masih banyak belum diterima elit dan gerbong Prabowo.

Persatuan, ini penting. Prabowo berpikir ke depan, bukan hanya berkutat pada menang kalah semata. Demokrasi menang-menang yang ditawarkan Jokowi bisa disambut dengan baik. Hal yang sangat sulit diterima oleh para pelaku demokrasi ecek-ecek, hanya berpusat pada kekuasaan, dan kursi semata.

Pemikiran besar, persatuan. Siapa yang tidak tahu bagaimana keadaan menjelang dan usai pilpres, bahkan hingga mau pelantikan. Demo silih berganti, dengan elit yang tidak berubah namun tema "perjuangannya" sama, ganti Jokowi. Bahannya berganti-ganti, tujuannya tetap.

Prabowo tidak mau terlibat dalam kerusakan. Hal yang patut diapresiasi. Bagaimana sebagai seorang cawapres, capres, dan juga mantan Pangkostrad, jangan sampai namanya ikut sangat cemar, ketika ia menjadi penyokong kerusakan bangsa ini. Negeri ini perlu pemikiran yang mau melangkah maju, bukan hanya mundur dan ribut soal kekuasaan semata.

Tungang menunggangi yang jika ditelusuri sebenarnya tidak banyak. Hanya itu-itu saja. Sejak prakemerdekaan, kemerdekaan, dan kalau tidak disadari akan terus demikian. Ideologis, ketika tidak disadari bisa ke mana-mana, karena menggunakan sensitifitas agama. Mengaduk-aduk persatuan semata, sejatinya tidak demikian. Hal yang jika dibiarkan dan membiarkan semakin kuat sangat merugikan keberadaan bangsa dan negara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun