Dan jangan salah 212 dan kawan-kawan ini sejatinya hanya alat bagi pihak lain. Masalahnya mereka ini selain hanya karena "lapar" juga tidak tahu apa-apa. Hanya melihat sekilas yang belum tentu benar namun malah seolah merasa serba tahu. Apalagi ketika selalu mengaitkan dengan agama. Miris sebenarnya.
Ada dua nama yang keduanya adalah mantan rival Ahok di pilkada Jakarta. Anies dan AHY. Membahas AHY dulu. Posisi AHY yang selalu didorong SBY pada tataran elit, RI padahal, dengan tanpa adanya penyebutan namanya artinya jelas. Reputasinya memang tidak cukup menjadikannya layak ada pada pembicaraan nasional.
Posisi strategis, ketika ikut dalam pembicaraan ini. Level nasional, kerumitan pengelolaannya sangat tinggi. Ketika Jokowi tidak menyantumkan dalam salah satu kandidat, artinya memang tidak layak untuk itu. Jokowi tidak melihat potensi yang cukup. Malah Ahok yang sudah memiliki tempat dan dibutuhkan diikutkan.
Lobi-lobi SBY dan Demokrat tampaknya memang lemah. Hanya berkutat dengan relasi personal Mega-SBY, padahal bagus ketika lebaran kemarin AHY dan EBY bisa dekat dengan Mega dan Puan. Ini kesempatan menampilkan citra diri besar. Toh ada SBY yang akan menjadi penasihat. Pun elit Demokrat yang 10 tahun memerintah bisa menjadi penasihat jitu.
Sedikit masalah sih, Demokrat banyak kadernya yang terjerat uang. Ini juga masalah, karena nantinya banyak uang yang akan mengalir untuk itu.
Anies Baswedan. Salah satu kandidat yang tidak termasuk di dalamnya. Padahal dia satu-satunya yang bisa memindahkan pohon puluhan tahun untuk dikarantina dan ditanam kembali. Bayangkan berapa ribu pohon sangat tua yang akan bisa hidup kembali. Kan lumayan. Pohon-pohon itu dipindahkan ke lahan-lahan yang sudah gundul karena pembabatan hutan selama ini.
Walhi dan green peace akan girang. Tidak akan ada penolakan. Pohonnya tidak ditebang, dipindah dengan dikarantina dulu. Kan capek puluhan tahun berdiri terus. Perhatian yang sangat besar pada pohon itu penting lho. Jangan dikira tidak berat berdiri terus. Diterpa panas hujan, siang dan malam.
Jokowi memang terlalu kok, tidak memberikan kesempatan. Padahal tidak ada yang sehebat Anies soal ini. Banjir bisa  diajak dialog. Kan di sana banyak sungai. Bisa diatur untuk membantu bukan merusak. Potensi luar  biasa Anies malah terbuang sia-sia kan. Bayangkan dia bisa mengatasi banyak persoalan dan kendala, kan gubernur Indonesia. Sayang namanya saja tidak disebut.
Terima kasih dan salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H