Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Positif Corona, Sikap Lebay, Realistis, dan Waspada Politis

2 Maret 2020   20:54 Diperbarui: 2 Maret 2020   20:52 438
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Hari ini, akhirnya secara resmi Presiden menyatakan adanya rakyat Indonesia yang terjangkit  corona. Positif dan pasti. Ada yang lucu sebenarnya, bagaimana sebagian rakyat, atau kelompok negeri ini yang selama ini seolah malah mengharapkan bahwa negara ini juga harus, kudu, dan tidak boleh tidak terjangkit.

Dalam bahasa psikologi, itu seolah gaungan untuk mengundang kenyataan dan benar terjadi. Aneh-aneh pemikirannya. Ada yang meragukan kemampuan pemerintahnya sendiri. Lha malah ikut negara tetangga seperti Australia yang mengatakan jangan-jangan alat testnya yang masih jadul dan tidak bisa mendeteksi keadaan dengan valid.

Atau malah ada yang menuduh dengan agak lucu, pemerintah bohong atau menutup-nutupi. Ikut-ikut gaya negara lain juga. Apa untungnya menutup-nutupi juga, ini soal bencana dunia. Dan dengan terbuka sangat membantu juga terhadap keprihatinan global.

Hal-hal yang menjadi lucu ketika sudah kenyataan sebagaimana "keinginan" sebagian pihak, ada yang numpang tenar. Sok sibuk mengurus dengan mau menelusuri jejak-jejak yang potensial terdampak corona. Lha pekerjaan depan mata yang selama ini dibiarkan saja tidak mampu, kog begaya mau mengurus corona. Ini sih lebay. Ada unsur pansos, politis, dan mau menampilkan citra sebagai responsif. Padahal sama sekali tidak ada rekam jejak demikian dalam banyak hal dan kasus.

Tiba-tiba lini masa dibanjiri dengan khabar baik isu, setengah benar, dan juga faktual, bahwa terjadi pembelian besar-besaran untuk pangan. Ada yang menyebut bukan masker, malah mie instan yang diborong.

Usai harga masker yang gila-gilaan, padahal di sini belum ada yang terjangkit, hingga media internasional ikut membahas, kini kejadian di sini. Keberadaan masker menjadi semakin menggila. Ini tidak rasional, malah cenderung spekulatif. Mengapa?

Benar bahwa corona lebih mudah menular. Namun angka kematian jauh lebih rendah dari saudara corona seperti sars. Ini kelihatannya tidak dipahami dengan baik, malah mengendepankan panik dan banyak tingkah sendiri.

Angka kemungkinan sembuh juga cukup tinggi. Dengan penanganan baik, dan daya tahan tubuh yang cukup prima. Jelas ini lebih memungkinkan dengan memperkuat daya tahan tubuh dari pada cemas, ribet dengan hal yang tidak semestinya.

Kondisi ini, antara virus corona dan virus politik dan manipulator agama jauh lebih mengerikan kedua yang belakang. Bagaimana tidak, keduanya tidak ada antivirusnya. Tidak bisa diberi vaksin, dan disembuhkan dengan segera.

Keadaan yang tidak kondusif secara politis akhir-akhir ini sangat mungkin menjadi habitat para pelaku yang menginginkan keadaan makin buruk. Ini soal politik. Pelakunya ya itu-itu saja, tidak jauh-juah lagi. Pola juga sama, dengan memainkan narasi pada media sosial. Mendistorsi berita, data, fakta, dan ketika ketahuan menghapus atau meminta maaf.

Jauh lebih penting dan bermanfaat saat ini adalah;

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun