Selasa lalu, cukup kaget ketika menerima surel dari Admin Kompasiana yang menyatakan akun saya menjadi salah satu pemenang dalam gelaran Kompasianival 2019. Menjadi akun dengan pembaca terbanyak. Title dalam judul surel pun best Kompasianer 2019, lha dari mana ceritanya saya bisa menjadi best lagi.
Pada akhir surat diberi perhatian dengan huruf besar dan merah semua, untuk tidak menyebarluaskan informasi itu hingga malam penganugerahan Sabtu Malam. Surel itu selain undangan sekaligus  juga menanyakan apakah mau datang atau diwakilkan.Â
Karena sedang berbincang dalam media sosial dengan Kners Maurinta, sekalian saja, toh Kner Maurin juga menjadi salah satu nominasi dalam gelaran ini.
Memang sejak awal tidak akan datang dalam gawe ini, 2016 lampau juga Sabtu acara, baru Kamis memutuskan datang. Mana berani berpikir apalagi berharap menang sih. Ada Profesor Peb di antara kekoplakannya toh terselip artikel yang sangat akurat, banyak pembaca, dan diskusi panjang dalam kolom komentar. Tidak heran kalau saya memilihnya malah.
Ada pula Ryo Kusumo yang masuk MetroTV lho, dengan pembaca masuk jutaan waktu itu. ngeper duluan, duanya pun bukan sembarangan. Ada Mbak Suci Handayani dan Mas Achmad Saifullah Syahid, ini langganan-langganan HL, yang membuat saya tertegun sambil ngiler, tidak mampu menuangkan ide dan gagasan sebaik mereka.
Dulu pun tidak ada menghubungi rekan lain untuk memilih, berpikir pun tidak, apalagi sampai melakukan. Berharap saja tidak berani, apalagi sampai meminta dukungan, tahu diri saya yang bukan siapa-siapa.
Eh malah 2019 terulang lagi. Sama sekali tidak berpikir jika ada model apresiasi seperti ini. Memang biasanya akhir tahun ada pelaporan aktivitas, siapa saja yang mendapatkan terbanyak dalam setahun.Â
Cukup mengagetkan ketika tahun kemarin malah saya mendapatkan pembaca terbanyak dalam kanal fiksi, bukan politik atau humaniora yang biasa saya menulis.
Cerpen mini, hanya 700-an kata itu, kini mendekati 34.000 pembaca. Capaian yang mendekati pun masih  jauh dari angka ini. Politik sekali pun, yang sedang heboh tetap tidak bisa mendekati apalagi melampaui.
Nah kondisi itu, membuat apa yang bisa menjadi alasan berpikir, apalagi berharap bisa mendapatkan hits terbanyak sepanjang tahun. Apalagi akhir-akhir ini sangat susah mau berbalas komentar dan berkunjung yang sangat mungkin menaikan pembaca. Berbagai faktor menjadi penyebab susah untuk bisa saling kunjung.
Oleh karena itu, jelas ini adalah raihan rekan-rekan bersama yang selalu mengunjungi artikel-artikel saya. Penyemangat yang membuat tidak enggan untuk tetap menulis dan menulis. Sangat mungkin bagi Kner lain ini bukan apa-apa, tetapi bagi saya adalah luar biasa.