Menanti Langkah dan Gerak Cepat ala Koalisi dan Kabinet "Obesitas"
Kabinet Indonesia kerja benar-benar sudah final dengan melengkapi wakil menteri. Memang masih akan ada beberapa lembaga yang sangat mungkin untuk akomodasi beberapa pihak. Â Presiden ketika pelantikan mengatakan akan kerja secepatnya. Seremonial dihilangkan karena fokus kerja dan mengejar target yang pasti.
Kali ini kabinet dan koalisi super gemuk. Hanya PKS dan Demokrat yang sepenuhnya di luar pemerintahan. PAN masih sedikit ada bau-bau. Artinya sangat minoritas posisi oposan di dalam menyatakan pernolakan suatu keputusan yang diperlukan kerja sama dewan dan pemerintah. Ini fakta.
Kabinet dengan penambahan banyak pos wakil menteri satu sisi cenderung terlihat gemuk dan bisa menjadi pertanyaan, ketika mau merampingkan eselon, namun kementrian demikian besar.Beberapa hal bisa dilihat lebih lagi;
Suka atau tidak ini adalah kabinet kompromistis. Susah melihat keberadaan parpol dan bahkan relawan sekalipun, tetap layak mendapatkan upah atas jerih payahnya. Ini sangat wajar dan normal. Persoalan bukan pada kabinet dan presiden namun pada parpol.  Ada yang urgent dan mendesak dan parpol masih bisa ditunda.
Menyangkut "oposan" pun digandeng, ini juga langkah besar dan berbeda. Mengapa? Karena kecenderungan oposan itu ada kolaboran yang sangat membahayakan negara. Alienasi fundamentalis dari kekuatan real parpol kuat dan besar bangsa ini, mengurangi potensi membesarnya gerakan fundamentalis yang seolah hampir menguasai negeri.
Demi kepentingan yang jauh lebih besar, demi NKRI tetap jaya, suka atau tidak, ini yang terbaik. Kabinet dan koalisi "obesitas" yang terjadi. Pilihan berat karena stabiltas keamanan dan stabilitas ekonomi perlu untuk mencapai target besar pemerintah.
Tentu mengecewakan kelompok idealis yang melihat kabinet ramping demi demokrasi modern dan efektif? Namun apa iya, ketika mengejar efektivitas kinerja dengan sedikit orang, namun riuh rendah seantero negeri, sepanjang perjalanan pemerintahan. Lihat lima tahun kemarin, seperti apa aroma, warna, dan perilaku kontrproduksi dipertontonkan Gerindra kolaborasi dengan PKS dan kelompok-kelompok yang  hendak menangguk keuntungan sendiri.
Semua parpol pastinya mau dan suka cita masuk dalam pemerintahan. Jelas bagaimana Demokrat pun ngarep, PKS pun sejatiya mau, hanya karena tidak ada yang mengajak saja. Efektifitas dalam menangani gaduh dan kisruh memang bisa terjadi. Toh tidak mesti yang gemuk dan "obesitas" tidak bisa lincah.
Gebrakan langsung terasa. Â Ketika banyak menteri langsung memberikan pernyataan yang membuat orang terhenyak. Beberapa menteri itu adalah;
Mendagri yang mengatakan jangan main-main dengan anggaran. DKI Jakarta yang ugal-ugalan dengan anggaran langsung melakukan penyisiran anggaran belanja. Memang ini baru satu hari, masih akan banyak gebrakan lain yang akan membuat masalah bisa teratas. Masih potensi, sangat mungkin menjadi aktaul pada waktunya.