Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Omnibus Law dan Lima Prioritas Pemerintahan Jokowi-Ma'ruf

20 Oktober 2019   18:22 Diperbarui: 20 Oktober 2019   18:30 312
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemerintahan baru sah telah mengambil sumpah. Tinggal menunggu kabinet dan akan langsung kerja. Seremoni dan tetek bengek upacara dan kemeriahan dikurangi, demi efisiensi waktu dan tenaga. Cukup menarik pidato optimis presiden, yang sayang sepi dari apresiasi hadirin dan anggota majelis.

Beberapa bulan lalu dikenalkan istilah Ombibus Law oleh Kompasianer Ronnald Wan ketika mengajak diskusi soal revisi dan pembahasan berbagai RUU, Jokowi cenderung melunak dan seakan memberi angin bagi dewan. Ronnald Wan mengatakan nampaknya Jokowi mau "meminta balasan" pada pembahasan yang ini, OL.

Omnibus Law, gampangnya adalah revisi banyak undang-undang sekaligus, secara bersama-sama demi mendapatkan efisiensi dan efektifitas. Itu sebagaimana presiden katakan dan juga hasil pencarian ketika diajak berdiskusi Ronald Wan, padahal juga bau dengar, akhirnya tanya ke Mbah Gugle, oh itu maksudnya.

Lima prioritas untuk mencapai negara maju pada pesta seabad dan menjadi kekuatan lima besar dunia itu adalah sebagai berikut:

Pertama, pembangunan sumber daya manusia. Jelas hal ini memang masalah mendasar, bagaimana kualitas sebagian anak bangsa masih suka menadahkan tangan, gratisan, dan etos kerja yang asal-asalan. 

Presiden mencontohkan soal protokoler halal bi halal, yang kalau tidak hati-hati akan menjadi UU.

Kebiasaan, karakter, dan budaya yang mengulang tanpa inovasi perlu dikejar dan dibangkitkan sehingga memiliki daya saing dan daya juang yang lebih tinggi. Hal yang miris selama ini, kekayaan bangsa ini hilang karena tabiat model SDM yang tidak mau susah ini.

Kedua, Infrastruktur, di tengah cemoohan dan hinaan kelompok dan barisan sakit hati toh sudah terjadi dengan masif dan akan terus dilanjutkan dengan skala prioritas yang berbeda tentunya. Toh yang nyinyir juga merasakan dampaknya, hanya diam saja.

Dua prioritas infrastruktur kalau tidak  salah ingat adalah yang berkaitan dengan produksi. Distribusi dan produksi serta konsumen sering terkendala. Terutama antarpulau dan pedalaman. Ide dan gagasan pembangunan infrastruktur ini memang penting.

Dua, berkaitan dengan pariwisata. Bidang yang perlu digalakkan dengan baik karena membantu banyak hal. Ketergantungan pada sumber daya alam sudah saatnya dikurangi dengan bijaksana demi kelanjutan dan berkepanjangan.

Desa wisata sudah mulai banyak, media sosial sangat membantu, sering terkendala jalan dan sarana prasarana lain yang kurang menunjang. Potensi ada, geliat ekonomi jelas bagus, dengan gagasan ini tentu sangat membantu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun