Rekam jejaknya susah melihat mereka bisa diyakini memperjuangkan kebaikan KPK dan hidup berbangsa. Apakah ini pesimis? Iya, rekam jejak mereka minim kontribusi positif sebagai sebuah lembaga.
Waktu yang ada untuk membicarakan pun sangat minim. Susah yakin mereka bisa menghasilkan produk yang teruji, baik, dan berdaya guna. Tergesa-gesa jauh lebih dominan.
Rekan mereka banyak yang terkena kasus, bukan tidak mungkin akan ada lagi dan lagi. Pembicaraan soal nama-nama juga kuat. Apa iya mereka bisa obyektif dan menglaim akan memperkuat KPK. Nyatakan baik tersirat atau tersurat juga selalu mau membubarkan dan melemahkan KPK kog.
Jokowi yang Menjadi Sasaran Tembak. Suka atau tidak bola salju bak simalakama ada pada tangan Jokowi, setuju revisi hujatan Jokowi tidak mendukung KPK langsung kuat. Tidak mendukung toh memang KPK harus dibenahi.
Ini masalah negara, bukan semata Jokowi, atau KPK atau karyawan KPK. Seluruh bangsa terlibat. Ini soal mentalitas maling dan tidak mau bertanggung jawab kog. Sikap mental yang harus dibangun. Mental siap bertanggung jawab sangat lemah.Â
Lihat sudah maling masih saja ngeles, pembuktian dengan LHKPN enggan. Manipulasi terjadi di mana-mana. Tidak taat azas yang mundur, toh masih bersikukuh dan tidak merasa bersalah.
Pribadi tamak. Berapapun gajinya kalau tidak pernah merasa cukup dan bersyukur ya sama saja. Remunerasi, sertifikasi, tunjangan ini dan itu selalu saja kurang  karena memang tamak. Bak kantung semar, selalu melahap saja.
Revisi dengan penuntutan hukuman mati dan pemiskinan itu baru benar. Toh malah sebaliknya, kalau revisi ini malah bukan menyasar KPK tapi Jokowi toh sangat mungkin.
Masalah bangsa jangan malah jadi pertaruhan dan pertarungan sektarian. Negara sedang dalam lajur pembangunan yang baik dan benar, jangan malah dirusak demi kepentingan elit tamak nonprestasi lagi. Miris.
Terima kasih dan salam
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI