Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik

Tri Susanti Tersangka dan Kisah Lucunya, Bandingkan dengan Fadli Zon

28 Agustus 2019   20:05 Diperbarui: 28 Agustus 2019   20:15 1072
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Perlu berpikir politik itu cair, politik itu kepentingan, politik itu tidak ada yang abadi. Mirip dengan RS, AD, dan banyak lagi, mosok tidak belajar sih dengan pengalaman-pengalaman itu. Emang enak  meninggalkan keluarga dan malah hidup di penjara, apa yang diperjuangkan coba?

Membela simbol negara yang mana lagi, ketika itu adalah  foto yang belum terverifikasi kebenarannya, bandingkan ketika mengolok-olok Pancasila yang demikian masif, ke mana Mak? Atau menjelek-jelekan pemerintah dengan dalih kritik, namun hanya omong kosong itu? Itu juga simbol negara yang dilecehkan lho.

Berpikir ulang dan menimbang sudah sekuat Fadli Zon dan Fahri belum jika mau berbuat. Kalau mereka berdua sih mau apa saja aman-aman saja. Kelas relawan? Lha Ahmad Dhani saja masuk, apalagi Mak yang mengaku relawan saja?

Peristiwa ini adalah pembelajaran untuk bersikap dewasa, bijaksana, dan hati-hati, sehingga tidak malah mempersulit diri sendiri. Tidak hanya sekali dua kali, pembelaan buta macam ini malah sangat menimbulkan derita yang tidak kecil.

Pembelajaran buat elit sebenarnya bagaimana mereka selama ini diuntungkan dengan sikap munafik mereka yang tidak berani bertanggung jawab. Jika medsosakan mengaku dibajak, jika pernyataan langsung akan menuduh dipelintir media. Sikap bertanggung jawab atas cocot e dhewe, masih lemah. Miris elit kog model demikian.

Penegakan hukum sepakat dilaksanakan, namun janganlah tebang pilih dan menyasar pada orang biasa, tidak memiliki jaringan yang bisa membebaskan, lihat tuh elit Senayan kalau berbicara seperti ember bocor, jauh lebih berat seharusnya konsekuensinya. Jangan berbicara kekebalan legislator, namun mereka bertanggung jawab atas mulutnya.

Kebal sebagai anggota dewan adalah sepanjang di dalam gedung dewan dan berlaku sebagai anggota dewan,  bukan semata nyinyiri Jokowi. Kritik itu jika berdasar, lha kalau hanya asal cupa, contoh mengatakan presiden amatiran, padahal jelas-jelas bangsa ini jauh lebih baik di tangan Jokowi.

Elit yang berperilaku ugal-ugalan dan bisa lolos dari hukum ini membuat akar rumput bisa seenak udelnya. Dan mereka perlu diseret untuk bisa berlaku sopan dan proporsional.

Terima kasih dan salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun