Ahok Jangan Jadikan Menteri, Ini Alasannya
Beberapa waktu terakhir, banyak orang Pak Jokowi membawa Ahok dalam gerbong kabinetnya. Apalagi dalam waktu yang belum lama ini PDI-P telah menyatakan kalau dia adalah kader dari partai banteng moncong putih. Sangat mungkin dengan kapasitasnya.
Jaksa Agung Prasetyo juga pernah menyatakan kalau pidana Ahok soal penistaan agama tidak terbukti. Pernyataan yang membuat banyak pihak lagi-lagi optimis kalau Ahok akan bisa menjadi salah satu bagian dari kabinet Jokowi-KHMA nantinya.
Para pendukung Ahok mengelu-elukan dia bisa berposisi sebagai Mendagri, tentu dengan pertimbangan bahwa ia menjadi gubernur dan juga bupati dengan baik. Terobosannya bagi DKI jelas kelihatan. Siapa yang mau menyangkal silakan saja, asal jujur bukan berdasar ketidaksukaan semata. Bedakan kasus, mulut, dan kinerja.
Pemerintahan daerah baik di tangannya, lepas dari perkelahian dengan dewan, toh inovasi dan terobosannya memang bagus. Bagaimana ia bisa membangun banyak hal dengan cara yang luar biasa, tidak membebani APBD dan menangkal banyak kebocoran, banyak diharapkan mampu diterapkan jika jadi menteri. Alasan yang masuk akal.
Ada pula yang menghendaki dan percaya cocok kalau jadi Menteri BUMN atau ESDM. Alasan yang cukup mendasar, bagaimana dua kementrian bukan lagi basah, namun banjir uang. Ke mana uang itu, sering tidak ke negara, namun menjadi sapi perah bagi banyak pihak. Lagi-lagi "perkelahian" Ahok dengan banyak pihak sangat cocok untuk menjaga aset bangsa.
Keberanian menjaga kepercayaan bukan demi popularitas sangat mungkin menjadi kekuatan bagi para pendukung ide Ahok menjadi penjaga gawang kedua kementrian itu. Lagi-lagi alasan sangat logis, masuk akal, dan menjawab kegemasan dan kegeraman mayoritas anak bangsa ini yang disajikan kerugian BUMN dan ESDM yang masih saja begitu-begitu saja.
Alasan dan keinginan yang cukup beralasan dan bisa diterima nalar sehat. Namun ada beberapa hal yang patut dicermati,
Jika menjadi Mendagri  dan kemudian ada persoalan birokrasi dan pemerintahan dengan Pemrov Jakarta, apa yang akan terjadi? ia pernah mengatakan kalau mati di penjara pun ia tetap tidak dipercaya, malah akan dituduh masih  hidup dan lari ke Hong Kong atau China, nah bisa kan ke mana arahnya?
Balas dendam atas kekalahan pilkada. Narasi ini akan sangat mungkin terjadi. Malah merugikan, Â bagi kedua belah pihak, termasuk pemerintahan secara umum. Meskipun profesional seperti apapun, toh sangat mungkin malah akan menjadi bumerang.
Lihat saja aksi Anies Baswedan yang ditegur secara tidak langsung soal kesukaan "plesiran" toh reaksinya pun ke personal Jokowi soal penguasaan bahasa asing. Padahal dalam  media sosial banyak tersebar penguasaan bahasa asing Jokowi tidak buruk, malah konon cara bertutur Anies hanya mengandalkan aksen, soal isi kalah.