Entah apa namanya, apakah lelucon atau dagelan, apa stand up comedy, ketika  ijtimak ulama yang membuat keputusan aneh lagi, karena rekomendasinya pun entah ke mana dan apa artinya. Yang jelas maunya seolah seturut NKRI dan masih juga menggunakan Pancasila, namun ya itu, tidak jelas.
Salah satu yang getol dalam  ijtimak ulama ini adalah FPI yang keberadaannya sedang dalam gonjang-ganjing. Beberapa faktor atau keadaan yang membuat  keberadaannya serba tidak jelas. Mau diperpanjang atau izinkan dihentikan. Masalah landasan berorganisi yang harus sesuai Pancasila sangat susah untuk bisa mereka penuhi.
Kepergian  pemimpin utama mereka ke Arab dengan menggunakan alasan ibadah lebih membuat keadaan lebih tidak sederhana. Sudah kena cap menghindari masalah hukum, di Arab pun kondisi yang sama terjadi.Â
Ketidakjelasan lainnya adalah ketidakmauan  menyelesaikan masalah, namun malah membuat masalh baru dengan model mengancam, menuding, dan menyalahkan pihak lain atas keberadaan mereka yang sulit dan terjepit itu.
Izin tinggal yang berpotensi denda hingga 0.5 M kemungkinan terkena proses hukum yang masih menanti di Indonesia, masih lagi menghujat dan menggugat pemerintah terus menrus makin membuat persoalan tidak lebih gampang.
Tiba-tiba ada angin sgar dari pentolan PKS yang mengatakan FPI harus didukung izin organisasinya karena dekaat dengan masyarakat.Â
Entah yang dimaksud masyarakat itu yang mana, toh pimpinan MPR ini telah mendukung bahwa FPI perlu dilestarikan. Â Dari sana ada alr yang jelas siapa ada di mana, dan arah politik bernegaranya ke mana.Â
Toh akan dengan mudah dibantah ketika tersudut dan ketika menguntungkan akan diklaim. Sangat mudah diterka ke mana permainan mereka.
Presiden PKS lain lagi pernyataannya. Ini berkaitan dengan hasil pilpres dan pemilu. Ia mengatakan partainya siap menjadi oposisi meskipun sendirian. Patut mendapat perhatian untuk mencermati pernyataannya.
Siap menjadi oposisi meskipun sendirian. Ini jelas karena nampaknya hanya PKS yang tidak diajak oleh kubu Jokowi sama sekali. Gerindra sebagai loko koalisi AM bahkan jelas-jelas ada pertemuan yang sangat fenomenal. PAN dan Demokrat jelas ada upaya cukup masif untuk merapat, bahkan jauh-jauh hari.
Cukup tahu diri dengan peta yang ada, mereka tidak ngoyo bahkan mengatakan menolak tawaran Gerindra, iyalah wong gerbongnya bukan milik mereka kog. Cukup aneh memang.