Pertemuan Jokowi-Prabowo dan Upaya MA
Berita paling panas namun hasilnya adem adalah pertemuan Prabowo-Jokowi. Dua kontestan pilpres dua periode dengan narasi dan kejadian hiruk pikuk. Pada tahun ini lebih lagi dengan berbagai-bagai kepentingan yang melingkupi, sehingga terasa lebih panas lagi.
Tawaran pertemuan ditolak mentah---mentah dengan arogan oleh level elit, syarat luar biasa menabrak aturan yang seolah dibuat-buat. Tuntutan ke mana-mana yang cenderung tidak logis pun dilakukan. Semua selesai dengan pertemuan di stasiun MRT.
Kinerja bawah tanah luar biasa, sukses tanpa hiruk pikuk, dan membuat keadaan benar-benar adem. Narasi ancaman dari pendukung Prabowo tidak berhasil membuat keadaan lebih buruk.Â
Sering orang menuding Prabowo sebagai ini dan itu, namun abai, bahwa Prabowo juga dengan ksatria datang menyaksikan pelantikan Jokowi. Menerima Jokowi ketika terjepit secara politik. Itu bukti bahwa Prabowo memiliki sisi baik.
Selama ini, orang lupa bagaimana berbagai kepentingan ada di balik Prabowo. Pelanggar hukum, penanggung hutang, dan juga para orang yang ada  dalam kelompok fundamentalis cenderung lebih galak dan obsesif dari pada Prabowonya. Salah satu bukti jelas tuntutan ke dua mereka ke MA.
Pelanggaran administrasi TSM yang sudah diketok Bawaslu, MK pun mau juga mengurus, dan MA juga sudah menolak, dengan menggunakan celah legal standing, dari ketua BPN menjadi para calon yang maju sebagai kandidat dalam pilpres kemarin.
Toh Sandi mengatakan tidak tahu, meskipun ada tanda tangan dengan meterai. Ada upaya di luar yang bersangkutan sangat mungkin. Apalagi belum lama, dan prosesnya kelihatannya belum berjalan jauh, malah sudah ketemuan dan mengucapkan selamat. Buat apalagi sidang MA, jika kandidatnya saja sudah menyatakan kemenangan bagi rekan dalamberkompetisi yang lampau?
Sikap menang-menang, pertemuan jika dilakukan di rumah Prabowo adalah posisi yang tidak elok. Jokowi adalah presiden, pemenang lagi dalam pemilihan presiden. patut ketika Prabowo datang, namun ego yang tinggi sangat menjadi penghambat, belum lagi lingkungannya yang arogan dan merasa paling itu.
Posisi dalam stasiun MRT, bahasa simbol kemajuan, menatap ke depan, dan melaju dengan lancar. Presiden Jokowi suka bahasa simbol dan simbolisasi bagus untuk kemajuan bersama sebagai bangsa. Lambang modernisasi yang diputuskan Jokowi, prestasi Jokowi yang juga Prabowo akui dengan jujur.
Pertemuan ini juga membawa banyak konsekuensi, bahwa isu dan lontaran gagasan pemulangan RS sebagai sarana untuk ketemuan hanya kata orang yang berkepentingan, bukan Prabowo. Hiruk pikuk selama ini bukan ide dan gagasan Prabowo, namun ada pihak lain yang berkepentingan sendiri dengan memanfaatkan Prabowo.