Dan ke Pak Jokowi sebagai pemimpin juga harus. Posisi Pak Prabowo sebagai sepantaran, tentu dengan konteks Pak Beye, tidak pun tidak apa-apa. jangan lupa, ia tetap pemimpin khusus, dalam koalisi. Koalisi belum patut dinyatakan selesai, karena prosesnya masih berjalan koq.
Masih banyak pernyataan-pernyataan Demokrat yang bertolak-belakang dengan esensi koalisi, apalagi akhir-akhir ini. Benar bahwa pilihan mereka boleh sudah berhenti pada pencoblosan yang lampau, semata adminitrasi, namun ingat ada ranah etik yang tidak patut yang dilakukan. Jangan lupa, ini juga menjadi catatan ke depan, rekam jejak politik yang tidak elok sudah dipampang.
Jangan hanya karena rekan susah dan salah jalan kemudian berakrab ria dengan calon rekan baru. Tampilan senyum cerah bersama Puan dan Bu Mega, pada sisi lain pastinya dibarengi senyum kecut dari Prabowo dan rekan-rekan yang masih berupaya terakhir ke MK. Â Lagi-lagi ini ranah etik dan kepatutan.
Jalan  yang ditempuh Prab dan kawan-kawan mungkin bagi Demokrat salah, namun tentu tidak elok malah bersenang-senang dengan pihak rival. Ingat ini tentu bukan soal kebebasan dan kedewasaan berpolitik di mana perbedaan pilihan bukan memisahkan. Jauh dari itu. Nyatanya sikap pada Prabowo sebagai rekan seperjuangan sangat buruk kog. Jauh lebih elegan jika mereka, AHY dan EBY juga  berlebaran ke Pak Prabowo.
Pernyataan omong kosong semata, jika mengatakan kalau saja Prabowo mendengarkan Demokrat akan menang. Fakta ke sana sama sekali tidak ada. Salah satunya, mengenai politik waton sulaya, toh mereka ikut juga, politik santun, mereka juga tidak menampilkan itu. Politik identitas, mereka diam saja, program sama sekali tidak jelas mau apa, membebaskan pilihan presiden malah memberikan bukti bahwa mereka jelas tidak serius.
Demokrat beralih haluan boleh, namun tentu dengan lebih cerdas, bijaksana, dan elok, bukan seperti tampilan akhir-akhir ini. Sayang potensi besar  melayang karena salah memilih jalan.
Terima kasih dan salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H