Keenam, menolak MK yang sia-sia, dan mengepung Bawaslu, eh Bawaslu pun menolak gugatan karena lagi-lagi miskin fakta dan data. Siapa salah? Jelas tim mengapa menyalahkan Jokowi? Ketika jalan PP akan lagi-lagi gagal, memutar cara lain ke MK. Dan akan lagi gagal melihat gelagatnya seperti ini.
Ketujuh, mereka ini, Â para elit tahu bahwa kalah, namun tidak mau tahu. Malah mengembangkan wacana Jokowi harus mengalah demi bangsa ini. bangsa ndhasmu, demi maruk kuasa kog. Pemaksaan kehendak dikerudungi jubah demi bangsa dan negara, khas kanak-kanak ngambeg.
Narasi lain adalah mohon maaf, Â wafatnya petugas lapangan karena proses rumit penghitungan suara, toh mereka di TPS sudah selesai dengan baik. Mengapa ribut ketika sudah sampai pusat? Tidak ribut ketika di TPS.
Ada pula narasi baru hitung ulang. Lagi-lagi hitung ulang ndasmu, mana ada sih 15 jutaan itu karena salah hitung. Cerdas dikit lah, jangan kolokan terus menerus.
Terbaru isu polisi impor, polisi membunuh, pemerintah menumpahkan darah, dan narasi sejenis. Intinya jelas kog menegasi pemerintahan yang ada. Pemerintah dan polisi sudah melarang data, kemudian ada insiden yang salah polisi dan pemerintah, codot memang.
Segala daya upaya itu sebenarnya sia-sia karena memang Prabowo tidak layak menang. Semua juga paham kog. Lima tahun kinerja partainya juga jauh dari memuaskan. Mau oposisi tapi nyatanya hanya menjaga Jokowi untuk jatuh. Kursi presiden bukan kepemimpinan yang dipersiapkan. Coba ada tidak yang bisa menjawab apa yang ditawarkan Prabowo dan benar-benar meyakinkan untuk memilihnya, satu saja.
Kesalahan itu ada pada tim koalisi sendiri, jangan malah menyalah-nyalahkan pihak lain, menuding ke mana-mana, ada jatuh korban tidak mau bertanggung jawab malah mencari kambing hitam, dan ujungnya Jokowi salah.
Selama ini fokusnya bukan bangsa lebih baik, tapi Jokowi jangan menjadi presiden. Aneh dan lucu bukan? Pantas saja fokusnya Jokowi curang perlu dilikuidasi, diganti, diminya legawa, lha orientasinya kursi presiden.
Kali ini setuju Fadli Zon ke MK akan sia-sia karena memang tidak ada sengketa yang layak digugat dan diselesaikan oleh MK. Narasi apalagi yang akan dibangun nanti? Apa tidak capek terus-terusan membuat kelucuan yang sama sekali tidak lucu ini? Negeri ini  besar jangan dipertaruhkan demi ketololan semata.
Terima kasih dan salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H