Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Terima Kasih Prabowo

15 Mei 2019   09:18 Diperbarui: 15 Mei 2019   09:22 3203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Syukur bahwa hal itu membuat pemilih menjadi cerdas dan berbondong-bondong memilih dan meyakinkan untuk potensi kemenangan pasangan yang tidak membuat ketakutan dan kegaduhan.

Antipasi baik itu, selain pemilih juga dilakukan oleh penegak hukum. Di tengah tudingan kriminalisasi, pemerintah atau rezim panik, penegakan hukum tetap harus terjadi. Mau apa  lagi, ketika kejahatan dan fitnah merajalela ya   harus dihentikan, apapun risikonya, termasuk tudingan kriminalisasi. Pembiaran dan perilaku ugal-ugalan sudah dijawab.

Dulu, level akar rumput, kelas operator, pelaku lapangan, kini gantian para elit yang diurus dan banyak yang kebakaran jenggot. Konsistensi dan sikap bertanggung jawab ternyata jauh lebih membanggakan level kebanyakan. Elit banyak berdalih, mengubah maksud, dan sikap memalukan lainnya. Ada pula yang merengek pada yang belum lama dihujat. Bagaimana Eggy Sudjana ternyata kalah dengan kelas remaja alay, mereka tidak merengek kepada yang sudah dihujat.

Partai politik pun mulai bersikap dan mengambil jarak. Mereka tentu berpikir aman demi suara mereka sendiri. Enggan susah dan ribet dengan raihan yang sudah cukup signifikan. Mengapa harus ribut pada hal yang tidak lagi mendasar, sangat wajar pilihan realistis politis yang demikian.

People power, yang digadang-gadang telah menemukan titik nadir terendah, di mana Gerindra sendirian bersama elemen FPI dan kawan-kawan semata. Ini jelas sudah rontok, apalagi pelaku agitasi yang paling keras sudah satu demi satu masuk radar tim hukum nasional, atau malah ke luar negeri. Ini pionir-pionir terdepan dalam aksi massa.

Perilaku Prabowo sendiri yang membuatnya jauh dari harapan baik pemilu dan kini usai pemilihan. Selama pemerintahan ini, beberapa halpositif ia lakukan, namun jauh lebih banyak hal buruk yang ditampilkan. Menjelang kampanye dan masa kampanye jelas lebih buruk lagi dan itu membuat pemilih enggan untuk memberikan pilihannya.

Kecurangan itu bukan pada Jokowi dan KPU, namun perilaku elit koalisi mereka sendiri yang salah menjual brand Prabowo sebagai sosok pemimpin. Satu saja hal jelas dan konkret yang bisa meyakinkan pemilih untuk suka rela menyoblos Prabowo, selain antitesis Jokowi. Tidak ada. Asyik dengan mengulik kesalahan dan mencari dan bahkan menciptakan kesalahan Jokowi. Ini jelas fatal.

Membela bak babi buta para pelanggar hukum, dan ketika sudah mentok meinggalkan mereka. Ini jelas gaya dan pola yang terulang. Terbaru juga mereka mau lepas tangan soal pengerahan massa. Hal-hal demikian tidak mereka sadari.

Berkali-kali deklamasi, eh deklarasi kemenangan, namun abai konsitensi, berkali ulang menebar tudingan kalau curang, namun abai bukti, membuat orang enggan membela dia dan kelompoknya. 

Sangat mungkin kalau konsisten dan terbukti rakyat bergerak tanpa diminta. Nyatanya Jokowi sudah kerja, rakyat juga sudah pulih seperti sedia kala kog, hanya Prabowo dan elit khususnya yang masuk ribut kampanye sendirian.

Terima kasih dan salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun